Infrastruktur Siap, Pembelajaran Tatap Muka di Bandung Tunggu Izin Orang Tua

Senin, 03 Mei 2021 - 11:25 WIB
loading...
Infrastruktur Siap, Pembelajaran Tatap Muka di Bandung Tunggu Izin Orang Tua
Kesiapan infrastruktur pendukung untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di Bandung telah mencapai 100%. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung memastikan kesiapan infrastruktur pendukung untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di Bandung telah mencapai 100%. Kendati begitu, pelaksanaan PTM pada Juli mendatang menunggu izin dan kesiapan para orang tua.

Baca juga: Ingatkan Warga Bandung, Wali Kota: Jangan Sampai Seperti di India

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Edy Suparjoto menyatakan, kesiapan infrastruktur untuk SD dan SMP negeri sudah mencapai 100%. Sedangkan kesiapan sarana dan prasarana penunjang PTM di sekolah swasta juga sudah mencapai 98%.

Baca juga: COVID-19 India: Sehari 3.689 Meninggal, Akan Gunakan Krematorium Anjing

Meski begitu, Edy menyatakan, penyelenggaraan PTM tetap tergantung izin dan kesiapan para orang tua siswa. Hal itu menjadi prasyarat utama untuk memulai PTM di Kota Bandung.

“Pak Wali sudah mewanti-wanti jangan tergesa-gesa. Dari daftar periksa kita, analisa dengan prinsip 5S yaitu Siap guru, Siap siswa, Siap sarana prasarana, Siap kepala sekolah dan Siap orangtua. Hal penting bagaimana guru dan orang tua memberikan kesiapan apakah secara mental ataupun kondisi kesehatannya,” papar Edy, Senin (3/5/2021).

Edy menargetkan, pada Mei dan Juni 2021 ini sudah bisa melakukan simulasi PTM. Sehingga gambaran pelaksanaannya semakin terpetakan dan bisa mengevaluasi apabila ada kekurangan yang harus segera diatasi.

Pola pelaksanaan PTM nanti dilaksanakan terbatas. Bukan hanya menyoal kapasitas saja, tetapi juga mata pelajaran. Sejumlah aktivitas juga masih belum diperbolehkan berjalan normal. Semisal, mata pelajaran yang terdapat kontak fisik seperti olahraga masih belum diperbolehkan. Selain itu, kantin sekolah juga belum boleh beroperasi.

“Kita akan mengatur penjadwalan. Jadi tidak boleh lebih dari dua mata pelajaran atau sekitar 4 jam seharinya. Kemudian di-sift dengan jadwal 50 persen. Bisa setengah hadir di kelas kemudian sisanya belajar di rumah, atau satu hari belajar dan besoknya bergantian,” katanya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1763 seconds (0.1#10.140)