Sekolah di Tengah Pandemi, Pemerintah Pertimbangkan Kesehatan Mental Anak

Rabu, 05 Mei 2021 - 17:05 WIB
loading...
Sekolah di Tengah Pandemi, Pemerintah Pertimbangkan Kesehatan Mental Anak
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengatakan, Pemerintah takkan lagi mengorbankan proses pembelajaran serta kesehatan mental anak-anak sekolah Indonesia. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan, Pemerintah takkan lagi mengorbankan proses pembelajaran serta kesehatan mental anak-anak sekolah Indonesia.

Maka itu secara perlahan, sistem sekolah tatap muka akan didorong berbarengan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Kembali kepada Menteri Nadiem, bila ditanya soal ukuran efektivitas PJJ selama ini, pihaknya mengakui kondisi di Indonesia sama saja dengan kondisi di belahan dunia lainnya.

"Menurun di seluruh dunia saat pandemi ini melanda. Kita mengetahui ini karena ada berbagai macam laporan mengenai berbagai macam kendala yang dialami," kata Nadiem.

Di Indonesia, ada masalah konektivitas sinyal yang tidak reliable, siswa yang tidak punya gawai. Padahal, yang seperti ini adalah fundamental untuk pelaksanaan PJJ. "Sehingga, pelaksanaan PJJ pun di berbagai daerah sangat sulit dilakukan," imbuhnya.

Fakta kedua lanjut Menteri Nadiem, adalah dampak kepada psiko sosial kepada siswa. Sebab banyak sekali anak yang mengalami kebosanan di dalam rumah, kejenuhan, dengan begitu banyaknya video conference yang dilakukan.

Pihaknya mengevaluasi bahwa kondisi belajar tidak dinamis; siswa kesepian dan mengalami depresi karena tidak bertemu dengan teman-teman dan gurunya.

Belum lagi ditambah berbagai permasalahan domestik, mulai dari stres yang disebabkan terlalu banyak berinteraksi di rumah dan kurang ke luar. Nadiem mengaku pihaknya juga menerima laporan siswa yang mengalami berbagai macam kekerasan domestik selama di rumah.

"Ini juga terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Juga peningkatan level stres daripada orang tua. Yang dengan kesibukannya juga harus membantu membimbing anaknya dalam proses pembelajaran jarak jauh," urainya.

Dari berbagai faktor yang ada, Pemerintah membuat penilaian bahwa PJJ tidak optimal. Khususnya di wilayah pelosok dan terluar dimana infrastruktur teknologinya kurang memadai.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4698 seconds (0.1#10.140)