Heboh Soal Bipang Ambawang, Komunikasi Publik Pemerintah Dianggap Mundur Luar Biasa

Minggu, 09 Mei 2021 - 22:07 WIB
loading...
Heboh Soal Bipang Ambawang, Komunikasi Publik Pemerintah Dianggap Mundur Luar Biasa
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bipang ambawang menjadi perbincangan luas setelah video Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang mempromosikan berbagai kuliner khas daerah untuk oleh-oleh mudik yang bisa dipesan secara online menjadi viral. Pakar kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai apa yang terjadi ini sangat keliru dan jangan dicontoh.

"Ramadhan itu bulan suci, dan babi itu haram dan najis dalam kepercayaan muslim. Menggabungkan keduanya dalam satu event pidato adalah ramuan pidato yang keliru dan tidak boleh dicontoh," ujar Achmad Nur Hidayat, Minggu (9/5/2021).

Hidayat berpendapat, komunikasi publik pemerintah saat ini sedang mengalami kemunduran luar biasa. "Komunikasi publik pemerintah sedang mundur luar biasa. Belum selesai polemik THR PNS tanpa tukin, lalu isu mudik dan kedatangan TKA China, isu pemindahan Ibu Kota di saat pandemi, kini pidato babi panggang menjelang Hari Raya. Mengindikasikan dapur komunikasi pemerintah sedang rapuh dan galau," kata dia.



Mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) ini berharap tim komunikasi Presiden Jokowi dievaluasi karena membuat malu presiden seolah-olah tidak memahami perasaan rakyatnya.
Heboh Soal Bipang Ambawang, Komunikasi Publik Pemerintah Dianggap Mundur Luar Biasa

Dia menyarankan dapur komunikasi Presiden Jokowi untuk memperbaiki narasi pidato presiden yang lebih berkelas, lebih menyejukkan, dan lebih mendekatkan presiden dengan rakyat khususnya di bulan suci yang penuh berkah ini.



"Ekonomi sedang resesi, rakyat sedang diuji berat karena pandemi, maka suasana krisis dan keprihatinan Presiden Jokowi harus dikedepankan. Perasaan Presiden Jokowi harus senapas dengan perasaan rakyat. Bicara babi panggang (bipang) di suasana menjelang Hari Raya jelas tidak menunjukkan perasaaan senapas dengan mayoritas rakyat yang sedang berpuasa dan sedang meningkatkan iman takwa," kata Direktur Eksekutif Narasi Institute ini.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi buka suara terkait video Presiden Joko Widodo yang mempromosikan bipang ambawang khas Ambawang, Kalimantan Barat. Lutfi meminta maaf atas kesalahpahaman video tersebut.

Dia mengaku tidak ada maksud apa pun terkait video viral ini. Pasalnya, niat awal dari acara tersebut adalah untuk mempromosikan dan mengajak agar masyarakat Indonesia bangga pada produk lokal.

"Kami Kementerian Perdagangan (Kemendag) selaku penanggung jawab dari acara tersebut sekali lagi memastikan tidak ada maksud apa pun dari pernyataan Bapak Presiden. Kami mohon maaf sebesarnya jika terjadi kesalahpahaman, karena niat kami hanya ingin agar semua bangga terhadap produksi dalam negeri, termasuk kuliner khas daerah dan menghargai keberagaman bangsa kita,” ujarnya dikutip dari video YouTube Kementerian Perdagangan, Sabtu (8/5/2021).



Menurut Lutfi, konteks dari video bipang ambawang ini adalah untuk mengajak masyarakat mencintai produk lokal. Pernyataan tersebut ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya.

Kendati demikian, Lutfi tetap meminta maaf kepada masyarakat Indonesia mengingat video tersebut merupakan bagian dari acara Kemendag. Lutfi pun mengajak masyarakat untuk cinta dan mempromosikan produk lokal khususnya UMKM. "Mari kita bangga dan promosikan kuliner nusantara yang beragam. Sehingga, menggerakkan ekonomi, terutama UMKM," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1813 seconds (0.1#10.140)