Gunung Bromo Semburkan Belerang, Tanaman Strawbery Petani Tengger Rusak Parah

Selasa, 08 Juni 2021 - 15:44 WIB
loading...
Gunung Bromo Semburkan Belerang, Tanaman Strawbery Petani Tengger Rusak Parah
Semburan belerang Gunung Bromo, mengakibatkan rusaknya tanaman strawbery milik petani di lereng Gunung Bromo. Foto/iNews TV/Hana Purwadi
A A A
PROBOLINGGO - Semburan belerang dari Gunung Bromo , berdampak serius terhadap sejumlah tanaman pertanian milik para petani di lereng Pegunungan Tengger, utamanya di wilayah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.



Tanaman strawbery, kentang, dan tomat yang ditanam para petani mengalami kerusakan. Rata-rata daunnya tiba-tiba mengering. Apabila kondisi semburan belerang ini terus mengalami peningkatan, diperkirakan tanaman pertanian tersebut akan mati.



Pemilik kebun strawbery di Desa Jetak, Kermat menjelaskan, sekitar satu hektar tanaman strawbery miliknya rusak akibat hembusan belerang ini berkali-kali terjadi. " Embun belerang datang biasanya pada malam hari, ciri-cirinya di kamar itu seperti ada bau khas belerang. Dan dipastikan besoknya tanaman banyak yang mati," ujarnya.



Dia menambahkan, biasanya disusul dengan embun upas . Embun upas merupakan sebutan warga Tengger untuk embun yang mengkristal di dedaunan. Setelah terkena kabut belerang dan embun upas, tanaman dipastikan perlahan mati. "Cirinya, bagian belakang daun strawbery menghitam tidak wajar. Serta bagian tepi daun mulai mengering," tambahnya.

Selain tanaman strawbery . Tanaman pertanian lainnya seperti kentang dan kubis milik warga juga mengalami hal yang sama. "Yang bisa bertahan hanya bawang pre (bawang daun). Karena bentuk daunnya runcing ke bawah," imbuhnya.

Akibat serangan kabut belerang ini, Kermat mengalami kerugian sekitar Rp25 juta. Biaya sebesar itu untuk perawatan tanaman strawbery. Mulai dari pemupukan, semprot air, dan perawatan lainnya.



Kepala Pos Pantau Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Cemoro Lawang, Wahyu Andrian Kusuma menegaskan, kabut belerang merupakan hasil aktivitas magma di dalam perut Gunung Bromo . "Guna mengantisipasi dampak yang timbul akibat menghirup gas belerang itu, masyarakat dan wisatawan selalu memakai masker." Ujar Wahyu.

Meski demikian, wisatawan dan masyarakat tidak perlu khawatir. Sampai sejauh ini, status Gunung Bromo masih berada di level II atau waspada. Mereka diimbau untuk berada di zona aman, dengan tidak memasuki radius 1 km dari kawah.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2178 seconds (0.1#10.140)