Curhat Pedagang Pecel Lele dan Mi Ayam Terkait Pengetatan Jam Malam

Senin, 21 Juni 2021 - 19:57 WIB
loading...
Curhat Pedagang Pecel Lele dan Mi Ayam Terkait Pengetatan Jam Malam
Pedagang Pecel Lele mengaku peraturan pembatasan jam malam sangat tidak menguntungkan. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Aturan pemerintah mengenai pengetatan jam malam terhadap kegiatan operasional di restoran, warung, rumah makan, kafe, pedagang kaki lima (PKL) dan lapak jalanan mendapat komentar serius dari pedagang . Adapun aturan tersebut yakni jam malam dibatasi sampai pukul 20.00 WIB selama 14 hari.

Pedagang Pecel Lele bernama Eko (35) mengatakan, peraturan tersebut sangat tidak menguntungkan. Sebab, bila ditutup pukul 21.00 WIB, artinya dia hanya berjualan selama tiga jam. "Itu kesannya kurang. Karena kita buka dari pukul 17.00 WIB, wong jam segini aja belum rapih. Kalo disuruh tutup jam 8 malam keluarga saya mau makan apa?" keluh Eko di Palmerah, Jakarta Barat, Senin (21/6/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Fadli Zon Usul Berlakukan Jam Malam di Jakarta

Lapak dagangannya biasa buka mulai pukul 17.00-23.00 WIB. Selama pandemi penghasilannya pasang surut. Meski buka usaha, dia tetap menerapkan protokol kesehatan untuk pelanggannya.

"Contoh kita jaga jarak tempat duduk satu meter. Cuci tangan, engga boleh ngobrol deket-deket, ga boleh kerumunan, makan engga boleh lebih dari lima orang," kata pria asal Solo ini.
Baca juga: Libido Naik karena Divaksin, Pria 85 Tahun Langgar Jam Malam untuk Kencani PSK

Sama dengan Eko, pedagang Mi Ayam Syauqi (27) juga ikut dirugikan dengan aturan pembatasan jam malam. "Harus ada solusinya. Misalnya restoran tetap buka, tapi hanya melayani take away atau pesanan online. Jadi pendapatan bisa tetap masuk," ujar pedagang di Kedoya, Jakarta Barat ini.

Aturan ini juga berimbas kepada pemilik restoran yang memiliki karyawan di mana pemerintah harus melihat secara kontekstual betapa sulitnya mencari pekerjaan di tengah pandemi. "Sebab, pelaku usaha ini punya karyawan yang harus digaji. Kalau pendapatan dari usahanya menurun, semuanya jadi berimbas," ujar Syauqi.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2479 seconds (0.1#10.140)