Inovasi Digital Perlu Didorong Bangun Desa Wisata Berbasis Smart Tourism

Jum'at, 16 Juli 2021 - 22:25 WIB
loading...
Inovasi Digital Perlu Didorong Bangun Desa Wisata Berbasis Smart Tourism
Desa Wisata Bukit Sidoguro, Klaten. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mendorong inovasi teknologi digital guna membangun Desa Wisata berbasis Smart City dan Smart Tourism. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memudahkan para turis dalam mengakses wilayah pariwisata. Komitmen tersebut harus dibangun bersama untuk memajukan desa wisata.

"Selama ini, komitmen pemerintah dan operator untuk membangun akses komunikasi dan Internet sangat serius. Maka itu, mari berkolaborasi bersama untuk membangun pariwisata ekonomi Indonesia menjadi lebih pintar, kota demi kota, dan kita tingkatkan aktivitasnya bersama-sama," kata Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar di acara Talk Show bertajuk 'Memacu Pariwisata, Membangun Ekonomi Daerah' pada Investor Daily Summit 2021.



Hadir dalam acara tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno hingga Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani. Dalam kesempatan tersebut, menyampaikan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi merupakan komponen utama yang dibutuhkan untuk memasarkan industri pariwisata kepada masyarakat secara lebih luas.

Pada dasarnya, ICT sangat berperan dalam kemajuan pariwisata Indonesia. Hal ini mencakup tiga komponen, yakni infrastruktur, digitalisasi, dan Smart City. Pertama, komponen infrastruktur. Pemerintah membangun infrastruktur ICT hingga menjangkau daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Hal ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur BTS 4G dan VPS oleh Kominfo untuk melayani aplikasi terpusat kota dan kabupaten (shared-service infrastructure). "Setelah infrastruktur dikembangkan, maka selanjutnya adalah mendorong digitalisasi," tegas Arya.

Kedua, mendorong digitalisasi. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerah melalui penggunaan teknologi digital. Misalnya, penggunaan QRIS untuk pembayaran tanpa kontak fisik (contactless payment), e-Perijinan, e-Planning, e-UMKM, e-Tourism, dan e-Farmer.

Ketiga, Smart City. Sistem Kota Cerdas mampu meningkatkan pelayanan dan menjadi alat bantu bagi para pembuat kebijakan (data driven decision making). Konsep Smart City juga mencakup implementasi business intelligence atau big data, melakukan data sharing yang dapat digunakan komunitas pengembang.

"Intinya, bagaimana mendigitalisasi infrastruktur, pemerintah, dan masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk memperoleh solusi dalam mengembangkan sektor pariwisata," kata Arya.

Beberapa teknologi pendukung digitalisasi yang sudah disebutkan di atas memerlukan teknologi inti, yaitu Cloud. IDC memperkirakan penggunaan Cloud pada seluruh sektor industri di Indonesia akan melesat menjadi Rp 27,3 miliar atau mencapai 201,8% pada 2025. Tercatat tingkat pertumbuhan tahun majemuk (CAGR) meningkat hingga 31,8%, dari Rp 9,1 miliar pada 2021.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2029 seconds (0.1#10.140)