Jokowi Apresiasi Capaian Positif Pasar Modal di HUT ke-44
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasar Modal Indonesia hari ini memperingati HUT ke-44 sekaligus dalam rangka 44 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal di Tanah Air. Peringatan ini disambut dengan serangkaian catatan positif yang ditorehkan Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik sejumlah catatan positif yang ditorehkan dalam rangka 44 Tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, mulai dari kenaikan jumlah investor yang melesat dalam beberapa tahun belakangan.
"Saya mendengar kabar baik dari pasar modal, pasar modal Indonesia juga mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan, sampai Juli 2021 meningkat 50,04 persen, naik lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2017, yang saya senang adalah peningkatan investor di pasar modal didominasi investor domestik, didominasi kaum milenial. Kenaikan jumlah investor ini akan berkontribusi untuk menahan tekanan pasar," ujar Jokowi dalam acara Seremoni Pembukaan Perdagangan dan Konferensi Pers dalam Rangka 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia secara virtual, Selasa (10/8/2021).
Jokowi juga mengapresiasi jumlah perusahaan yang melaksanakan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) tidak menurun meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Selama pandemi jumlah perusahaan yang melakukan ipo di Bursa tidak menurun, jumlah IPO nya tetap tertinggi di ASEAN, sampai akhir Juli 2021 tercatat ada 27 IPO baru, capaian yang baik ini telah dicapai selama empat tahun berturut-turut," tuturnya.
Meskipun menorehkan berbagai catatan positif, Jokowi menekankan pentingnya kewaspadaan di kuartal III/2021 yang disebutnya kondisi perekonomian akan lebih berat.
Dia menyebut penyebaran Covid-19 varian Delta pada awal Juli telah memaksa negara untuk memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak pada ekonomi nasional dan ini patut diwaspadai termasuk dari pasar modal.
"Pasar modal Indonesia punya peluang tumbuh lebih baik ketika masuk ke situasi pandemi pada saat penerapan PSBB pertama dan PSBB kedua nilai transaksi harian di Bursa justru meningkat jadi Rp7,5 triliun sampai dengan Rp8 triliun, bahkan setelah PSBB kedua berakhir nilai transaksi harian bahkan mencapai Rp13,1 triliun," bebernya.
"Momentum ini harus terus dijaga, peningkatan kepercayaan pada pasar modal Indonesia harus menjadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk produktivitas dan kualitas pelayanan harus diperbaiki, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan, dan ekosistem ekonomi nasional harus sama-sama kita perbaiki," sambungnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik sejumlah catatan positif yang ditorehkan dalam rangka 44 Tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, mulai dari kenaikan jumlah investor yang melesat dalam beberapa tahun belakangan.
"Saya mendengar kabar baik dari pasar modal, pasar modal Indonesia juga mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan, sampai Juli 2021 meningkat 50,04 persen, naik lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2017, yang saya senang adalah peningkatan investor di pasar modal didominasi investor domestik, didominasi kaum milenial. Kenaikan jumlah investor ini akan berkontribusi untuk menahan tekanan pasar," ujar Jokowi dalam acara Seremoni Pembukaan Perdagangan dan Konferensi Pers dalam Rangka 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia secara virtual, Selasa (10/8/2021).
Jokowi juga mengapresiasi jumlah perusahaan yang melaksanakan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) tidak menurun meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Selama pandemi jumlah perusahaan yang melakukan ipo di Bursa tidak menurun, jumlah IPO nya tetap tertinggi di ASEAN, sampai akhir Juli 2021 tercatat ada 27 IPO baru, capaian yang baik ini telah dicapai selama empat tahun berturut-turut," tuturnya.
Meskipun menorehkan berbagai catatan positif, Jokowi menekankan pentingnya kewaspadaan di kuartal III/2021 yang disebutnya kondisi perekonomian akan lebih berat.
Dia menyebut penyebaran Covid-19 varian Delta pada awal Juli telah memaksa negara untuk memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak pada ekonomi nasional dan ini patut diwaspadai termasuk dari pasar modal.
"Pasar modal Indonesia punya peluang tumbuh lebih baik ketika masuk ke situasi pandemi pada saat penerapan PSBB pertama dan PSBB kedua nilai transaksi harian di Bursa justru meningkat jadi Rp7,5 triliun sampai dengan Rp8 triliun, bahkan setelah PSBB kedua berakhir nilai transaksi harian bahkan mencapai Rp13,1 triliun," bebernya.
"Momentum ini harus terus dijaga, peningkatan kepercayaan pada pasar modal Indonesia harus menjadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk produktivitas dan kualitas pelayanan harus diperbaiki, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan, dan ekosistem ekonomi nasional harus sama-sama kita perbaiki," sambungnya.
(ind)