Ekonomi Kreatif RI Peringkat 3 Besar Dunia, Sandi Uno Optimistis Perempuan Jadi Game Changer

Kamis, 12 Agustus 2021 - 17:13 WIB
loading...
Ekonomi Kreatif RI Peringkat 3 Besar Dunia, Sandi Uno Optimistis Perempuan Jadi Game Changer
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, perempuan mendominasi ekonomi kreatif di Indonesia yaitu mencapai 56% dan diyakini akan menjadi game changer yang mendorong ekonomi kreatif di Indonesia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Perekonomian Indonesia khususnya ekonomi kreatif sudah masuk peringkat tiga besar dunia dari persentase terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Indonesia berada di bawah Amerika dengan industry Hollywood dan Korea dengan K-Pop.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, Indonesia di posisi tiga dengan angka Rp 1.000 triliun ekspansinya terhadap PDB. Fokus ekonomi kreatif Indonesia ada di tiga sub sektor yaitu kuliner, fesyen dan griya.

Perempuan mendominasi ekonomi kreatif di Indonesia yaitu mencapai 56 persen. Saya optimistis perempuan akan menjadi game changer yang mendorong ekonomi kreatif di Indonesia,” kata Sandiaga Uno dalam webinar dengan tema Menumbuhkan Ekonomi Kreatif untuk UMKM Indonesia yang digelar Katadata X Danone Aqua Indonesia, Kamis (12/8/2021).



Menurut Sandi, perempuan hebat mandiri akan jadi salah satu game changer pascapandemi. Sandi juga mengapresiasi program Aqua Home Service yang memberdayakan perempuan untuk melakukan bisnis.

“Para perempuan yang terlibat dalam program Aqua Home Service merupakan pejuang UMKM yang layak mendapatkan penghormatan. Saya mendukung program Aqua Home Service yang mendorong perempuan untuk menjadi pengusaha UKM,” tegasnya.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM, Eddy Satria juga menjelaskan, bahwa salah satu upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian melalui kementeriannya adalah dengan menghadirkan program yang tepat sasaran dan efektif untuk para pelaku UMKM.

Kata dia, usaha mikro dan kecil adalah sektor yang kondisi keuangannya paling terdampak karena sebagian besar tidak memiliki uang tunai dan tabungan atau uang akan habis dalam satu bulan. Menurut dia, hanya sebagian kecil UMKM yang memiliki tabungan, kurang dari 10%.

Maka dari itu, salah satu upaya pemerintah melalui Kemenkop UMK adalah dengan menganggarkan dana untuk program dana Bantuan Produktif Usaha Mikro atau BPUM. Hal ini sejalan dengan pengesahan PermenKopUKM Nomor 2 Tahun 2021.

“Pemerintah tidak tinggal diam. Terbukti bagaimana anggaran Rp700 trilun di tahun 2020 kita lakukan dalam pemulihan ekonomi nasional, melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN). Dan tentu saja hampir sama di 2021, sekitar Rp700 trilun, seperenam untuk UMKM kita. Selain kita bantu infastruktur organisasi, kita juga bantu bantuan-bantuan BLT, Banpres dan KUR,” ungkapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1047 seconds (0.1#10.140)