DJPPR Kemenkeu Tantang Anak Muda Ciptakan Ide Edukasi Keuangan dan Investasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemajuan teknologi dan komunikasi berdampak pada berkembangnya pengetahuan di berbagai bidang, termasuk sektor keuangan dan investasi. Melihat fenomena itu, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu ) menantang generasi milennial untuk berinovasi menciptakan edukasi keuangan dan investasi lewat InFest Inkubasi 2021.
Kabag Organisasi, Tata Laksana dan Layanan Informasi DJPPR, Anton Fairdian mengatakan, tantangan ini bertujuan untuk membangun literasi keuangan dan investasi yang mulai digandrungi generasi millennial.
“Jadi, kami ingin melihat masyarakat dari mulai masyarakat awam yang mau menabung, menuju masyarakat melek finansial. Dalam arti melek menuju masyarakat yang berpengetahuan penuh dengan investasi,” kata Anton melalui keterangan yang diterima, Minggu (15/8/2021).
Anton melihat tingkat pemahaman generasi muda khususnya milennial mulai meningkat seiring berkembangnya informasi di internet dan sosial media. Namun, hal tersebut menyisakan pekerjaan rumah yang mesti dibenahi, khususnya oleh pemerintah.
Maraknya informasi tentang keuangan dan investasi membuat generasi muda rentan terjerumus penipuan bermodus investasi.
“Sekarang ada media sosial, ada banyak influencer keuangan mulai tumbuh, namun masih ada pekerjaan rumah yang belum dilaksanakan menurut kami, melihat maraknya investasi bodong, sehingga anak muda tuh begitu ada tawaran iming-iming besar, ada keuntungan besar, langsung tertarik aja, nggak paham ada resikonya,” imbuh Anton.
Oleh sebab itu, DJPPR Kemenkeu melalui InFest Inkubasi 2021 tengah berupaya menciptakan ekosistem edukasi keuangan dan investasi yang inklusif dengan mengajak generasi millennial berpartisipasi.
“Kami melihat rasanya anak-anak muda yang kayak gini perlu kita edukasi juga, perlu kita dekati, perlu kita bimbing ke arah yang lebih baik, sehingga menurut sisi kami sih pemahaman yang ada saat ini sudah mulai ada, tapi masih banyak PR yang perlu diedukasi kepada masyarakat,” pungkas Anton.
Lihat Juga: Tarif PPN Jadi 12 Persen, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan: Utamakan Prinsip Keadilan
Kabag Organisasi, Tata Laksana dan Layanan Informasi DJPPR, Anton Fairdian mengatakan, tantangan ini bertujuan untuk membangun literasi keuangan dan investasi yang mulai digandrungi generasi millennial.
“Jadi, kami ingin melihat masyarakat dari mulai masyarakat awam yang mau menabung, menuju masyarakat melek finansial. Dalam arti melek menuju masyarakat yang berpengetahuan penuh dengan investasi,” kata Anton melalui keterangan yang diterima, Minggu (15/8/2021).
Anton melihat tingkat pemahaman generasi muda khususnya milennial mulai meningkat seiring berkembangnya informasi di internet dan sosial media. Namun, hal tersebut menyisakan pekerjaan rumah yang mesti dibenahi, khususnya oleh pemerintah.
Maraknya informasi tentang keuangan dan investasi membuat generasi muda rentan terjerumus penipuan bermodus investasi.
“Sekarang ada media sosial, ada banyak influencer keuangan mulai tumbuh, namun masih ada pekerjaan rumah yang belum dilaksanakan menurut kami, melihat maraknya investasi bodong, sehingga anak muda tuh begitu ada tawaran iming-iming besar, ada keuntungan besar, langsung tertarik aja, nggak paham ada resikonya,” imbuh Anton.
Oleh sebab itu, DJPPR Kemenkeu melalui InFest Inkubasi 2021 tengah berupaya menciptakan ekosistem edukasi keuangan dan investasi yang inklusif dengan mengajak generasi millennial berpartisipasi.
“Kami melihat rasanya anak-anak muda yang kayak gini perlu kita edukasi juga, perlu kita dekati, perlu kita bimbing ke arah yang lebih baik, sehingga menurut sisi kami sih pemahaman yang ada saat ini sudah mulai ada, tapi masih banyak PR yang perlu diedukasi kepada masyarakat,” pungkas Anton.
Lihat Juga: Tarif PPN Jadi 12 Persen, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan: Utamakan Prinsip Keadilan
(akr)