PPKM Diperpanjang Lagi, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali menguat pada perdagangan hari ini di tengah perpanjangan PPKM . Pergerakan indeks saham akan berada di kisaran 6.102-6.169.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, m.eskipun tutup di zona hijau secara teknikal IHSG membentuk bearish candle yang bergerak terkonsolidasi dan masih terlihat kuat diatas moving average 5 hari, 20 hari dan 50 hari.
"Pergerakan masih pada trend positif jangka pendek dan mencoba konfirmasi break our resistance fractal yang berada dikisaran 6.169. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi bergerak mencoba kembali menguat dengan support resistance 6.102-6.169," ujar Lanjar dalam risetnya, Selasa (7/9/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ACES, AKRA, INCO, LPKR, MAIN, SIMP, TPIA, BBTN, PGAS.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 0,02 poin atau 0,00 persen ke level 6.126 setelah selama jam perdagangan bergerak cenderung konsolidasi di zona negatif. Indeks sektor Properti (+1.74%), dan Industri (+1.39%) mampu mendorong IHSG ke zona hijau meskipun tipis diakhir sesi perdagangan.
Saham BMRI, EMTK, ASII, KLBF dan ISAT menjadi leader penguatan sedangkan BBRI, DCII, TPIA, ARTO dan BBCA menjadi penekan pelemahan IHSG. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp366,90 miliar.
Leader:
BMRI, EMTK, ASII, KLBF, ISAT
Laggard:
BBRI, DCII, TPIA, ARTO, BBCA
Sementara itu, Bursa Asia bersiap untuk optimis dihari Selasa didukung oleh penguatan ekuitas di Jepang dan ekspektasi bahwa dukungan bank sentral untuk membuka kembali ekonomi dari pandemi. Indeks future AS menguat diawal sesi perdagangan bursa Asia pagi ini meskipun indeks ekuitas di Wallstreet libur pada perdagangan hari senin.
Minyak memperpanjang kerugian di tengah penurunan harga Arab Saudi untuk pembeli Asia dan ancaman permintaan dari wabah varian virus delta.
Saham global sejauh ini telah melewati kekhawatiran bahwa ketegangan delta memperlambat pembukaan kembali dari pandemi dan memperburuk gangguan pasokan yang telah mendorong inflasi.
Sebuah laporan pekerjaan AS yang lemah pekan lalu mendukung pandangan bahwa Federal Reserve akan menunda pengurangan stimulus yang telah membantu pasar keuangan.
Investor akan menanti data neraca perdagangan dan aktifitas ekspor impor di Tiongkok serta pertumbuhan ekonomi kuartal ke-2 di Eropa. Dari dalam negeri hari ini investor akan menanti data cadangan devisa yang diperkirakan kembali meningkat. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi terdorong menguat.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, m.eskipun tutup di zona hijau secara teknikal IHSG membentuk bearish candle yang bergerak terkonsolidasi dan masih terlihat kuat diatas moving average 5 hari, 20 hari dan 50 hari.
"Pergerakan masih pada trend positif jangka pendek dan mencoba konfirmasi break our resistance fractal yang berada dikisaran 6.169. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi bergerak mencoba kembali menguat dengan support resistance 6.102-6.169," ujar Lanjar dalam risetnya, Selasa (7/9/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ACES, AKRA, INCO, LPKR, MAIN, SIMP, TPIA, BBTN, PGAS.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 0,02 poin atau 0,00 persen ke level 6.126 setelah selama jam perdagangan bergerak cenderung konsolidasi di zona negatif. Indeks sektor Properti (+1.74%), dan Industri (+1.39%) mampu mendorong IHSG ke zona hijau meskipun tipis diakhir sesi perdagangan.
Saham BMRI, EMTK, ASII, KLBF dan ISAT menjadi leader penguatan sedangkan BBRI, DCII, TPIA, ARTO dan BBCA menjadi penekan pelemahan IHSG. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp366,90 miliar.
Leader:
BMRI, EMTK, ASII, KLBF, ISAT
Laggard:
BBRI, DCII, TPIA, ARTO, BBCA
Sementara itu, Bursa Asia bersiap untuk optimis dihari Selasa didukung oleh penguatan ekuitas di Jepang dan ekspektasi bahwa dukungan bank sentral untuk membuka kembali ekonomi dari pandemi. Indeks future AS menguat diawal sesi perdagangan bursa Asia pagi ini meskipun indeks ekuitas di Wallstreet libur pada perdagangan hari senin.
Minyak memperpanjang kerugian di tengah penurunan harga Arab Saudi untuk pembeli Asia dan ancaman permintaan dari wabah varian virus delta.
Saham global sejauh ini telah melewati kekhawatiran bahwa ketegangan delta memperlambat pembukaan kembali dari pandemi dan memperburuk gangguan pasokan yang telah mendorong inflasi.
Sebuah laporan pekerjaan AS yang lemah pekan lalu mendukung pandangan bahwa Federal Reserve akan menunda pengurangan stimulus yang telah membantu pasar keuangan.
Investor akan menanti data neraca perdagangan dan aktifitas ekspor impor di Tiongkok serta pertumbuhan ekonomi kuartal ke-2 di Eropa. Dari dalam negeri hari ini investor akan menanti data cadangan devisa yang diperkirakan kembali meningkat. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi terdorong menguat.
(nng)