Wilayah Jambi Memasuki Musim Pancaroba, Waspadai Angin Kencang dan Hujan Es

Minggu, 19 September 2021 - 11:07 WIB
loading...
Wilayah Jambi Memasuki Musim Pancaroba, Waspadai Angin Kencang dan Hujan Es
Warga Jambi diminta mewaspadai angin kencang dan hujan es pada musim pancaroba.Foto/ilustrasi
A A A
JAMBI - Sebagian besar wilayah Provinsi Jambi saat ini mengalami musim pancaroba atau peralihan musim menuju kemarau. Pada masa ini menyebabkan potensi angin kencang, hujan lebat disertai petir bahkan hujan es.

"Baru sebagian kecil daerah Jambi yang sudah memasuki musim penghujan, yakni sebagian Kabupaten Bungo, Tebo, dan Merangin arah utara," ungkap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Jambi, Ibnu Sulistiyono, Minggu (19/9/2021).

Baca juga: Pimpinan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Tewas Ditembak, 4 DPO Teroris Poso Diburu

Selain 3 daerah itu, pancaroba di Jambi masih berlangsung. Karena itu, terdapat potensi hujan lebat disertai petir, angin, hingga hujan es, seperti yang terjadi di Desa Tengah, Kabupaten Merangin, Jambi, Rabu (15/9) lalu.

"Perlu disampaikan, saat masa pancaroba timbul cuaca ekstrim , baik berupa angin kencang maupun hujan lebat sporadis beserta. Waktunya menjelang siang hingga sore hari," tukasnya.

Menurutnya, mengenai hujan es, biasanya disebabkan adanya awan cumulonimbus (CB). "Itu fenomena biasa di tengah pancaroba. Siang menjelang sore itu bisa terjadi," jelas Ibnu. "Hujan es cakupannya tidak begitu luas, hanya sekitar 5 sampai 10 kilometer. Durasinya pun singkat, yakni kurang dari 10 menit," tuturnya.

Baca juga: Istri Siri Minta Cerai, Pria di Jember Culik Bayi 7 Bulan

Pancaroba di Jambi diperkirakan berakhir pada awal bulan Oktober 2021. "Artinya, hampir seluruh wilayah Jambi sudah memasuki musim penghujan pada awal bulan depan," imbuh Ibnu.

Sebelumnya, warga Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi, Rabu (15/9) lalu dibuat terkejut. Pasalnya, wilayahnya terjadi fenomena hujan es.

Tidak hanya itu, sebagian atap rumah milik warga dibuat rusak akibat butiran es yang jatuh dari awan. Bahkan tanaman cabai dan kentang milik petani juga rusak.

Dia menambahkan, pergerakan massa udara naik yang kuat, mengakibatkan uap air naik lalu mencapai ketinggian. Suhu udara menjadi sangat dingin, lalu membeku menjadi partikel es.

"Di dalamnya ada pergolakan atau pertemuan masa udara, sehingga membentuk butiran es. Ketika es sudah terbentuk dan ukurannya cukup besar, pergerakan massa udara tidak akan mampu mengangkatnya. Butiran es itu bakal akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es," jelas Ibnu.

Dia menambahkan, fenomena ini bukanlah hal yang langka. Ini berpotensi terjadi saat masa pancaroba, selain angin kencang dan hujan yang disertai petir
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2106 seconds (0.1#10.140)