Ada Ulah BUMN yang Bikin Jokowi Malu dan Jengkel

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 21:05 WIB
loading...
Ada Ulah BUMN yang Bikin Jokowi Malu dan Jengkel
Presiden Jokowi menyebut ada manajemen BUMN yang merespons investor. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ada ulah BUMN yang membuat Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) jengkel dan malu terhadap investor hingga pemerintahan negara lain. Pernyataan itu disampaikan saat memberikan arahan kepada 20 direktur utama BUMN di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (16/10/2021).

Presiden menyentil sikap manajemen yang dinilai lamban dan tidak memiliki respons apa pun saat diberikan kesempatan bermitra dengan sejumlah investor asing. Padahal, investasi yang ditawarkan bisa mencapai ribuan triliun.



"Kita bukain pintu, gak ada respons apa-apa ya gimana saya. Kadang-kadang sering malu saya, udah bukain pintu, bukain pintu, tapi gak ada respons ke sana. Investasi memang ribuan triliun, tapi kalau kita mau gede ya memang harus berpikiran gede. Kita mau gede, tapi mimpinya kecil, ya gimana mau jadi gede," tegas Jokowi, Sabtu (16/10/2021).

Bahkan, Kepala Negara mengaku malu terhadap Perdana Menteri India Narendra Modi saat kedua negara ingin menjajaki investasi di sektor kesehatan. Menurutnya, ada beberapa negara yang ingin menggandeng Indonesia sebagai mitra kerja sama di sektor kesehatan, termasuk Banglades dan India.

Pimpinan antara negara itu sudah membuka pembicaraan awal. Bahkan, Narendra Modi mengirimkan timnya ke Indonesia untuk menindaklanjuti kemitraan tersebut. Namun, kesempatan itu justru tidak direspons oleh manajemen perusahaan pelat merah.

"Yang urusan dengan kesehatan, bukain Bangladesh, bukain ke India, saya sendiri, Perdana Menteri Narendra Modi, di sini gak merespons, gimana? Sampai tanyain dua kali ke saya, sudah ngirim tim ke sini, gak ada tindak lanjut," katanya.

Lihat juga: Bertemu Dirut BUMN, Presiden Jokowi Ingatkan Perintahnya 7 Tahun Lalu

Padahal, ketahanan kesehatan Indonesia sangat penting bagi masyarakat. Jokowi menegaskan, infrastruktur dan fasilitas kesehatan Indonesia harus dibenahi secara total sebab masih terdapat banyak kekurangan.

"Ketahanan kesehatan ini ke depan juga sangat penting sekali dengan pandemi yang kita hadapi. Mau tidak mau infrastruktur kesehatan kita, fasilitas kesehatan kita harus benahi total. Kelihatan sekali kekurangannya di sebelah mana, kelihatan sekali, kurang semuanya, yang paling cepat yang melakukan, mereform, ya BUMN," tutur dia.

Indonesia, kata Jokowi, memiliki prospek yang menjanjikan bagi banyak investor dan negara-negara di dunia. Pasalnya, Indonesia diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia dalam jangka waktu 10-20 tahun mendatang. Hal ini membuat Jokowi pede bila BUMN mampu bermitra dengan investor dari negara lain.

Alih-alih memanfaatkan kesempatan itu, BUMN justru acuh tak acuh. Padahal, Kementerian BUMN sebagai pemegang saham terus mendorong perseroan untuk mentransformasikan segala lini bisnisnya, khususnya menguatkan sumber daya manusia (SDM) hingga teknologi.



Kepala Negara mengakui Indonesia masih memiliki kekurangan di aspek tersebut. Artinya, perusahaan negara belum cukup kuat atau secara mandiri menggarap proyek dengan nilai investasi jumbo. Maka dipelukan kerja sama dengan negara atau perusahaan lain yang secara kapasitas sumber daya mumpuni.

"Kita memerlukan modal yang sangat besar, yang kedua memerlukan teknologi, itu yang kita belum memiliki kemampuan ke sana. Sehingga sekali lagi cari partner, banyak sebetulnya, tapi kita sendiri gak pernah merespons sih," ujar Presiden.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1950 seconds (0.1#10.140)