Terungkap, di Balik Rencana Erick Thohir Pangkas Jumlah BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan dibalik pemangkasan BUMN dari 142 menjadi 41 perusahaan. Salah satunya, agar lebih mudah diawasi dan tidak boros.
"Dimana BUMN ini terlalu besar, sehingga sulit diawasi, lalu juga terlalu banyak bisnisnya, sehingga tidak fokus," ujar Erick, Selasa (19/10/2021).
Erick juga berupaya untuk merampingkan jumlah klaster BUMN yang semula ada 27 menjadi 12. Klasterisasi tujuannya agar fokus terhadap core business.
Adapun rencana tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat agenda pengarahan kepada 20 Direktur Utama BUMN. Bila sebelumnya, setiap klaster BUMN terdapat 3-4 perusahaan, maka kedepannya jumlah tersebut akan dikurangi menjadi 1-2 perusahaan saja.
Di sisi lain, Erick juga mengingatkan bila transformasi BUMN harus didasari pada penguatan human capital atau sumber daya manusia (SDM). Artinya, tanpa penguatan SDM transformasi hanya menjadi kata-kata semata.
"Juga human capitalnya tidak mungkin kita bertransformasi secara bisnis model ataupun jenis usaha tanpa ada transformasi human capital. Itu bohongan saja. Kita kuncinya justru di SDM-nya," ungkapnya
"Dimana BUMN ini terlalu besar, sehingga sulit diawasi, lalu juga terlalu banyak bisnisnya, sehingga tidak fokus," ujar Erick, Selasa (19/10/2021).
Erick juga berupaya untuk merampingkan jumlah klaster BUMN yang semula ada 27 menjadi 12. Klasterisasi tujuannya agar fokus terhadap core business.
Adapun rencana tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat agenda pengarahan kepada 20 Direktur Utama BUMN. Bila sebelumnya, setiap klaster BUMN terdapat 3-4 perusahaan, maka kedepannya jumlah tersebut akan dikurangi menjadi 1-2 perusahaan saja.
Di sisi lain, Erick juga mengingatkan bila transformasi BUMN harus didasari pada penguatan human capital atau sumber daya manusia (SDM). Artinya, tanpa penguatan SDM transformasi hanya menjadi kata-kata semata.
"Juga human capitalnya tidak mungkin kita bertransformasi secara bisnis model ataupun jenis usaha tanpa ada transformasi human capital. Itu bohongan saja. Kita kuncinya justru di SDM-nya," ungkapnya
(nng)