Kupas Tuntas Capaian Industri Manufaktur Selama 7 Tahun Era Jokowi

Selasa, 26 Oktober 2021 - 21:10 WIB
loading...
Kupas Tuntas Capaian Industri Manufaktur Selama 7 Tahun Era Jokowi
Selama tujuh tahun era kepemimpinan Presiden Jokowi, berbagai peristiwa penting global mengiringi perjalanan ekonomi khususnya sektor industri manufaktur Indonesia. Berikut pemaparannya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Selama tujuh tahun era kepemimpinan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ), berbagai peristiwa penting global mengiringi perjalanan ekonomi khususnya sektor industri manufaktur Indonesia. Refleksi kinerja sektor manufaktur sejak 2014 hingga 2021 dipaparkan secara tuntas oleh Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita .

Beberapa peristiwa itu antara lain penurunan harga beberapa komoditas yang berakibat pada adanya tekanan terhadap ekspor Indonesia, pelambatan ekonomi China sebagai entitas ekonomi terbesar dunia yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global.



Lalu perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang menciptakan kembali high cost economy dan mengganggu sisi supply, serta pandemi Covid-19 yang memberikan tekanan hebat terutama pada sektor industri baik dari sisi supply maupun sisi demand.

"Meski dihadapkan pada sekian tantangan global tersebut, sektor industri manufaktur Indonesia selama tujuh tahun pemerintahan Joko Widodo tetap memainkan peranan penting bahkan sebagai penggerak dan penopang utama bagi perekonomian nasional," ujar Menperin di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Kata Agus, pentingnya peranan sektor industri antara lain dapat dilihat dari realisasi investasi sektor industri manufaktur, yang pada periode pertama (2015-2019) menembus total nilai sebesar Rp1.280 triliun dengan nilai rata-rata investasi tahunan sebesar Rp250 Triliun.

"Total nilai investasi selama periode lima tahun pertama ini bahkan lebih besar dari nilai investasi yang terakumulasi selama 10 tahun pada kurun waktu 2005-2014," tuturnya.

Lanjutnya, dari sisi ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap ekspor nasional terus meningkat dari USD 108,6 miliar pada tahun 2015 ke USD127,4 miliar pada tahun 2019. Dalam kurun waktu tersebut, rata-rata nilai kontribusi ekspor sektor manufaktur berkisar pada angka 75 persen dari total ekspor nasional per tahun.

"Nilai kontribusi ini jauh lebih besar dari kontribusi ekspor manufaktur pada periode pemerintahan sebelumnya (2000-2014) yang hanya menyentuh angka di bawah 70 persen dari total ekspor nasional," ungkapnya.

Kembali Agus menyampaikan, kontribusi ekspor sektor industri manufaktur pada tahun pertama pemerintahan Jokowi jilid II (tahun 2020) justru naik menjadi sebesar USD131,1 miliar di tengah himpitan pandemi Covid-19. Nilai ekspor manufaktur ini merepresentasikan 80,3% ekspor nasional tahun 2020 dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar USD21,7 Miliar.

Surplus neraca perdagangan sendiri terus berlanjut hingga bulan September 2021 sebesar USD4,37 miliar yang merupakan surplus selama 17 bulan secara berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Pada periode Januari-Agustus 2021, nilai ekspor sektor manufaktur telah mencapai sekitar USD115,13 miliar.

Kendati demikian, pada periode kedua pemerintahan, Agus mengungkapkan bahwa kontribusi sektor manufaktur sedikit menurun ke angka Rp2.760 triliun di tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19 yang tidak saja menerpa Indonesia tetapi juga seluruh negara di dunia.

Akibat tekanan pandemi, sektor industri manufaktur tumbuh minus 2.52% di tahun 2020. "Ini merupakan kali kedua dalam sejarah sektor industri manufaktur Indonesia mengalami pertumbuhan negatif setelah sempat minus 11,5% akibat krisis 1997," bebernya.

Namun, keadaan tersebut tak berlangsung lama. Pertumbuhan sektor industri manufaktur kembali bergairah pada tahun 2021, dengan peningkatan angka pertumbuhan yang signifikan di Triwulan II sebesar 6,91% (yoy), sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga bangkit sebesar 7,07% (yoy).

Dinamika serupa juga terjadi pada Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia. Di awal periode pertama pemerintahan Jokowi, PMI manufaktur Indonesia berada di bawah 50 poin sepanjang tahun 2015 yang menunjukkan kurang bergairahnya aktivitas di sektor industri sebagai dampak dari tertekannya kinerja ekspor akibat kondisi ekonomi global.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya kebijakan ekonomi pemerintah mampu membuat PMI Manukfatur Indonesia terus bergerak hingga menyentuh level ekspansif (di atas 50 poin).

Dalam menghadapi pandemi di masa awal, sektor industri memang mengalami shock dan masih kikuk dalam menghadapi situasi yang sedemikian cepat berubah.

Kesehatan dan ekonomi merupakan dua sektor yang tidak dapat dipisahkan karena sama-sama memiliki dampak yang besar dan luas terhadap kehidupan masyarakat. Atas dasar pertimbangan tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).

"Kebijakan IOMKI seiring waktu berhasil mendorong terciptanya keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan kepentingan ekonomi di sektor industri manufaktur dan memacu para pelaku industri untuk percaya diri dan dapat segera beradaptasi dengan kondisi pandemi," ucapnya.



Pada aspek ketenagakerjaan, sektor industri pengolahan di masa pemerintahan Jokowi periode I menunjukkan peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja.

Data BPS menunjukkan pertambahan jumlah tenaga kerja yang sangat signifikan di sektor industri pengolahan sebesar hampir 4 juta orang dalam kurun waktu 5 tahun, naik dari posisi 15,25 juta orang pada tahun 2014 ke 19,2 juta orang pada tahun 2019.

Namun demikian, akibat dampak pandemi Covid-19 jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan secara bertahap berkurang. Meski begitu, dengan mulai pulihnya sektor industri pengolahan dari dampak pandemi, jumlah tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 17,82 juta pada Februari 2021.

"Melihat indikator-indikator kinerja di atas, di tengah berbagai tantangan global, kinerja industri manufaktur Indonesia di masa pemerintahan Jokowi secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan yang selalu positif dari tahun ke tahun," tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2034 seconds (0.1#10.140)