Bursa Saham Asia Kompak Ambrol, Ini Pemicunya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bursa saham di kawasan Asia kompak jatuh pada perdagangan hari ini Kamis (28/10/2021), melemah dari level tertingginya yang sempat dicapai dalam beberapa waktu terakhir. Hingga pukul 10:02 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) menurun (-0,94%) di 28.824. Shanghai Composite China (SSEC) terpuruk (-0,95%) di 3.528,59.
Hambatan terhadap rantai pasokan berimbas untuk sejumlah perusahaan dan mengganggu laporan keuangan mereka. Sementara itu, pasar dinilai masih cemas atas pertimbangan sejumlah bank sentral untuk mengetatkan kebijakan moneter lebih awal dari yang diperkirakan.
Hang Seng Hong Kong (HSI) longsor (-0,40%) di 25.527,50. Kospi Korea Selatan (KS11) menurun (-0,02%) di 3.024,79, dan Straits Times Singapura (STI) tergelincir (-0,32%) di 3.207,670.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka turun lalu bergerak di bawah harga penutupan kemarin di 6.570,770 (-0,48%), pukul 10:09 WIB.
"Ada asumsi terkait sentimen yang mempengaruhi kinerja pasar, yakni bahwa dampak kekurangan chip bakal berkurang pada akhir tahun. Tetapi, jika rantai pasokan masih menjadi masalah pada tahun depan, tentu bakal membuat investor kurang percaya diri terhadap prospek sejumlah saham," kata General Manager Investasi Sumitomo Life Insurance, Masayuki Murata, dilansir Reuters, Kamis (28/10/2021).
Gangguan pasokan di tingkat global juga dinilai bakal semakin memicu kekhawatiran atas tekanan inflasi. Saat ini investor tengah mencermati langkah bank sentral di setiap negara guna memastikan apakah ada upaya mengurangi pemberian stimulus bagi perusahaan dan perorangan di tengah pelonggaran pandemi.
Sedangkan di Amerika Serikat, pasar juga masih menanti langkah Federal Reserve (The Fed) terkait pengurangan pembelian aset (tapering). The Fed, hampir dengan suara bulat diperkirakan bakal mengumumkan tapering pada pertemuan pekan depan.
Hambatan terhadap rantai pasokan berimbas untuk sejumlah perusahaan dan mengganggu laporan keuangan mereka. Sementara itu, pasar dinilai masih cemas atas pertimbangan sejumlah bank sentral untuk mengetatkan kebijakan moneter lebih awal dari yang diperkirakan.
Hang Seng Hong Kong (HSI) longsor (-0,40%) di 25.527,50. Kospi Korea Selatan (KS11) menurun (-0,02%) di 3.024,79, dan Straits Times Singapura (STI) tergelincir (-0,32%) di 3.207,670.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka turun lalu bergerak di bawah harga penutupan kemarin di 6.570,770 (-0,48%), pukul 10:09 WIB.
"Ada asumsi terkait sentimen yang mempengaruhi kinerja pasar, yakni bahwa dampak kekurangan chip bakal berkurang pada akhir tahun. Tetapi, jika rantai pasokan masih menjadi masalah pada tahun depan, tentu bakal membuat investor kurang percaya diri terhadap prospek sejumlah saham," kata General Manager Investasi Sumitomo Life Insurance, Masayuki Murata, dilansir Reuters, Kamis (28/10/2021).
Gangguan pasokan di tingkat global juga dinilai bakal semakin memicu kekhawatiran atas tekanan inflasi. Saat ini investor tengah mencermati langkah bank sentral di setiap negara guna memastikan apakah ada upaya mengurangi pemberian stimulus bagi perusahaan dan perorangan di tengah pelonggaran pandemi.
Sedangkan di Amerika Serikat, pasar juga masih menanti langkah Federal Reserve (The Fed) terkait pengurangan pembelian aset (tapering). The Fed, hampir dengan suara bulat diperkirakan bakal mengumumkan tapering pada pertemuan pekan depan.
(ind)