Simak Jurus-jurus Pebisnis Saat Menghadapi Krisis

Kamis, 28 Oktober 2021 - 21:25 WIB
loading...
Simak Jurus-jurus Pebisnis Saat Menghadapi Krisis
Krisis kapan saja bisa datang dan menghantui para pebisnis. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Disrupsi teknologi dan pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan berat bagi dunia bisnis. Selain krisis multidimensi, ke depan pebisnis juga akan menghadapi situasi ketidakpastian sehingga dibutuhkan ketangguhan dan ketangkasan dalam meresponsnya.

“Jangan pernah menyerah dalam menghadapi masa krisis, karena kapan pun, di mana pun krisis pasti akan ada, yang penting mau bangkit. Putar otak cari solusi dan berani mengambil keputusan,” kata Adji Watono, Founder Dwisapta & Chairman Dentsu, dalam webinar yang bertajuk “Leadership Wisdom: Building Resilience and Agility in Good Times dan Bad Times”, Rabu (27/10/2021).



Adji kemudian membagikan sejumlah jurusnya untuk bisa keluar dari krisis. Di antaranya berpikir positif, adaptif, kreatif & inovatif, dan menciptakan peluang-peluang baru. Selanjutnya siap bergotong royong dan berkolaborasi, improve all the time, go digital dan lakukan continuous improvement. Terakhir, profesional dan produktif.

Di kesempatan yang sama, Nurhayati Subakat (Founder & President Commisioner PT Paragon Technology and Innovation), menjelaskan perusahaannya memiliki lima core values yang sekaligus menjadi kunci mereka menghadapi krisis. Lima nilai tersebut adalah ketuhanan (mencakup integritas dan kejujuran), kepedulian (saling membantu, saling peduli, termasuk berkolaborasi), kerendahan hati (rendah hati untuk mau belajar), ketangguhan, dan inovasi.

“Selama masa pandemi, sebagian besar karyawan kami terutama yang tidak mungkin bekerja dari rumah, saya secara langsung memotivasi mereka. Saya sampaikan kalau mereka kerja di tengah pandemi ini adalah sebagai ibadah untuk mempertahankan perusahaan. Mereka ibarat pahlawan yang akan menyelamatkan perusahaan karena produksi tetap bisa jalan,” jelas Nurhayati.

Sebagai generasi kedua penerus perusahaan keluarga, tentu saja penuh tantangan untuk bisa mengatasi krisis. Arfan Awaloeddin (Presiden Direktur RS Awal Bros Group dan Primaya Hospital) dan Shanti L. Poesposoetjipto (Komisaris Utama Samudera Indonesia) membagikan pengalaman mereka sebagai generasi kedua untuk membawa perusahaan tetap tangguh melewati berbagai krisis.

Arfan menuturkan di masa awal pandemi melanda ada ketakutan dari masyarakat untuk berobat ke rumah sakit. Dari sisi tenaga medis seperti dokter dan perawat juga tidak kalah takutnya jika harus merawat pasien positif Covid-19. Dalam situasi demikian, para tenaga medis dan karyawan diberi pendampingan dengan psikolog untuk menenangkan dan menguatkan mereka menghadapi pasien Covid-19 yang membeludak.

Untuk keselamatan seluruh perusahaan di tengah pandemi, Arfan menerapkan strategi DAMO: Discover artinya pebisnis harus mengikuti perubahan, sehingga mendapatkan contoh pengalaman baru dengan memberikan cara berbeda atau berinovasi untuk melayani. Adventure, pebisnis harus mencari cara alternatif untuk terus berkembang, jangan terpaku pada satu metode.

"Momentum, pebisnis memperoleh momentum berupa kesempatan atau peluang bisnis baru. Outlook, pebisnis harus melihat lanskap industri dari atas atau perspektif luas," jelas Arfan.

Sementara, Shanti mengakui bahwa krisis akibat pandemi saat ini dirasakan berat bagi perusahaan yang belum bertransformasi ke dunia digital. Ia mengaku beruntung karena Samudera Indonesia sebagai perusahaan transportasi barang lintas negara dan kota sudah lama mengimplementasikan digitalisasi.

“Digitalisasi membantu kami menjadi lebih efisien karena biaya perjalanan berkurang banyak,” ungkapnya.

Karena digitalisasi pula, Samudera memperoleh informasi lebih awal tentang pandemi Covid-19. Selain itu sebagai generasi kedua dan kini bersama dengan generasi ketiga membangun Samudera Indonesia, Shanti mengaku ada tiga sikap penting yang menjadi pedoman para penerus Samudera.

"Pertama, saling berempati di antara anggota keluarga dan seluruh manajemen perusahan. Kedua, menjaga visi yang sudah dibangun pendiri perusahaan. Ketiga, berpikir terbuka agar bisa melihat dan melangkah ke depan," papar Shanti.



Webinar ini juga merupakan rangkaian dari peluncuran buku “Legacy & Wisdom: Inspirasi Bisnis dan Nasihat Kepemimpinan dari Para Pebisnis Senior Panutan”. Buku ini berisi beragam ilmu, pengalaman hidup dan kebijakan bisnis yang telah dijalankan dan dikembangkan dengan baik oleh para legenda hidup pemimpin bisinis Indonesia.

Ada sembilan tokoh bisnis utama Indonesia yang sekarang telah menjadi legenda hidup dalam dunia bisnis Indonesia yang diulas dalam buku ini. Mereka berasal dari berbagai latar belakang kehidupan dan sektor bisnis. Kesembilan tokoh itu adalah Adji Watono, Arfan Awaloeddin, Theodore P.Rachmat, Shanti L. Poesposoetjipto, Nurhayati Subakat, Kuncuro Wibowo, Djoko Susanto, Stanley S. Atmaja, dan George S. Tahija.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1166 seconds (0.1#10.140)