PLN Butuh Belanja Modal Rp2.128 Triliun, untuk Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) menyiapkan peta jalan menyeluruh untuk mencapai komitmen dan aksi iklim Indonesia atau nationally determined contribution (NDC) pada 2030 dan target carbon neutral 2060.
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi, mengatakan peta jalan yang disiapkan PLN akan menghasilkan pengurangan emisi sebesar 900 juta ton CO2 ekuivalen pada 2060. Peta jalan ini terdiri dari 13 inisiatif hingga 2060.
Untuk insentif jangka pendek, perseroan membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) mencapai USD148 miliar atau setara Rp2.128 triliun.
"Inisiatif jangka pendek ini (NDC 2030) akan membutuhkan dukungan belanja modal sebesar USD148 miliar," ujarnya dalam talkshow Business Leadership: Supporting Ambitious Target Achievement on GHG Emission Reduction dalam rangkaian KTT COP26, Rabu (3/11/2021) waktu setempat.
Adapun 9 inisiatif disiapkan mendukung NDC 2030 yakni pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke EBT, pengembangan pembangkit gas, menerapkan teknologi PLTU ramah lingkungan, memensiunkan PLTU.
Lalu, penerapan co-firing, melakukan penerapan efisiensi dan menurunkan susut jaringan, percepatan memensiunkan PLTU, Carbon Capture and Storage (CCS), serta penerapan co-firing berbasis hidrogen.
Sementara itu, terkait program jangka panjang untuk mencapai target carbon neutral 2060, PLN memiliki tambahan 4 inisiatif yaitu penambahan pembangunan pembangkit EBT, baterai, dan interkoneksi sistem listrik, penambahan co-firing berbasis hidrogen, penambahan CCS, serta penambahan PLTU pensiun.
PLN setidaknya membutuhkan investasi mencapai USD500 miliar untuk beralih dari skenario business as usual (BAU) menjadi carbon neutral dengan biaya mitigasi senilai USD35-40 per ton CO2 ekuivalen. Untuk dapat mencapai carbon neutral 2060, kata dia, PLN tidak bisa sendiri, perlu dukungan dari seluruh pihak terutama pemangku kebijakan.
Lihat Juga: Sinergi Kepolisian dan PLN: Amankan Listrik Ilegal di Wilayah Cikarang demi Keselamatan Warga Jelang Nataru
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi, mengatakan peta jalan yang disiapkan PLN akan menghasilkan pengurangan emisi sebesar 900 juta ton CO2 ekuivalen pada 2060. Peta jalan ini terdiri dari 13 inisiatif hingga 2060.
Untuk insentif jangka pendek, perseroan membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) mencapai USD148 miliar atau setara Rp2.128 triliun.
"Inisiatif jangka pendek ini (NDC 2030) akan membutuhkan dukungan belanja modal sebesar USD148 miliar," ujarnya dalam talkshow Business Leadership: Supporting Ambitious Target Achievement on GHG Emission Reduction dalam rangkaian KTT COP26, Rabu (3/11/2021) waktu setempat.
Adapun 9 inisiatif disiapkan mendukung NDC 2030 yakni pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke EBT, pengembangan pembangkit gas, menerapkan teknologi PLTU ramah lingkungan, memensiunkan PLTU.
Lalu, penerapan co-firing, melakukan penerapan efisiensi dan menurunkan susut jaringan, percepatan memensiunkan PLTU, Carbon Capture and Storage (CCS), serta penerapan co-firing berbasis hidrogen.
Sementara itu, terkait program jangka panjang untuk mencapai target carbon neutral 2060, PLN memiliki tambahan 4 inisiatif yaitu penambahan pembangunan pembangkit EBT, baterai, dan interkoneksi sistem listrik, penambahan co-firing berbasis hidrogen, penambahan CCS, serta penambahan PLTU pensiun.
PLN setidaknya membutuhkan investasi mencapai USD500 miliar untuk beralih dari skenario business as usual (BAU) menjadi carbon neutral dengan biaya mitigasi senilai USD35-40 per ton CO2 ekuivalen. Untuk dapat mencapai carbon neutral 2060, kata dia, PLN tidak bisa sendiri, perlu dukungan dari seluruh pihak terutama pemangku kebijakan.
Lihat Juga: Sinergi Kepolisian dan PLN: Amankan Listrik Ilegal di Wilayah Cikarang demi Keselamatan Warga Jelang Nataru
(ind)