Ramalan Pertumbuhan Ekonomi, Bakal Melambat di Kuartal III 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 diperkirakan berkisar 3,48% (year on year /yoy), atau melambat dari kuartal sebelumnya tercatat 7,07% yoy. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menerangkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diproyeksi berkisar 3,44% yoy dari kuartal sebelumnya 5,93% yoy.
Perlambatan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan mobilitas masyarat sepanjang kuartal III dibandingkan dengan kuartal II, mengingat pemerintah memberlakukan PPKM Darurat yang dilanjutkan PPKM Level 3 dan 4 pada kuartal III.
"Penurunan mobilitas masyarakat tersebut berpengaruh terhadap penurunan indeks kepercayaan konsumen dan penjualan eceran," kata Josua saat dihubungi MNC Jakarta, Jumat (5/11/2021).
Dari konsumsi barang tahan lama/durable goods, pertumbuhan penjualan mobil ritel tercatat naik sekitar 82% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 194% yoy. Penjualan motor sepanjang kuartal II-2021 juga mengalami pertumbuhan signifikan yakni 32% yoy dari kuartal sebelumnya 269% yoy.
Meskipun demikian, impor barang konsumsi sepanjang kuartal III tahun 2021 tercatat tumbuh positif sebesar 54,7% yoy, meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 31,5% yoy.
Pertumbuhan PMTB/Investasi pada kuartal ketiga 2021 diperkirakan tumbuh di kisaran 5,6%yoy, melambat dari kuartal sebelumnya yang tercatat 7,54%. Perlambatan ini dapat terindikasi pertumbuhan konsumsi semen yang tercatat 3,3% yoy pada Juli hingga September dari kuartal sebelumnya sebesar 12,2% yoy.
"Meskipun demikian, investasi non-bangunan cenderung meningkat terindikasi dari penjualan alat berat pada 3Q21 yang tercatat 179% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 107,3% yoy," katanya.
Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung melambat menjadi -2,72% yoy sejalan dengan belanja pemerintah pada Juli-September 21 yang tercatat -17,5% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 5% yoy.
Laju pertumbuhan belanja barang, belanja modal dan belanja pegawai cenderung melambat dari laju pertumbuhannya pada kuartal sebelumnya. Hanya belanja pembayaran bunga utang yang tercatat meningkat pada kuartal III-2021.
Sementara itu, net expor juga diperkirakan tumbuh solid sejalan dengan laju pertumbuhan ekspor non-migas yang meningkat ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas global.
Jadi pendorong utama perekonomian kuartal III-2021 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor.
Lebih lanjut, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pada awal kuartal IV-2021 dan didukung juga oleh kebijakan penurunan PPKM level oleh pemerintah di berbagai daerah, maka pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 diperkirakan akan meningkat dibandingkan kuartal III-2021. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih berada di kisaran 3,4-3,8%.
Perlambatan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan mobilitas masyarat sepanjang kuartal III dibandingkan dengan kuartal II, mengingat pemerintah memberlakukan PPKM Darurat yang dilanjutkan PPKM Level 3 dan 4 pada kuartal III.
"Penurunan mobilitas masyarakat tersebut berpengaruh terhadap penurunan indeks kepercayaan konsumen dan penjualan eceran," kata Josua saat dihubungi MNC Jakarta, Jumat (5/11/2021).
Dari konsumsi barang tahan lama/durable goods, pertumbuhan penjualan mobil ritel tercatat naik sekitar 82% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 194% yoy. Penjualan motor sepanjang kuartal II-2021 juga mengalami pertumbuhan signifikan yakni 32% yoy dari kuartal sebelumnya 269% yoy.
Meskipun demikian, impor barang konsumsi sepanjang kuartal III tahun 2021 tercatat tumbuh positif sebesar 54,7% yoy, meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 31,5% yoy.
Pertumbuhan PMTB/Investasi pada kuartal ketiga 2021 diperkirakan tumbuh di kisaran 5,6%yoy, melambat dari kuartal sebelumnya yang tercatat 7,54%. Perlambatan ini dapat terindikasi pertumbuhan konsumsi semen yang tercatat 3,3% yoy pada Juli hingga September dari kuartal sebelumnya sebesar 12,2% yoy.
"Meskipun demikian, investasi non-bangunan cenderung meningkat terindikasi dari penjualan alat berat pada 3Q21 yang tercatat 179% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 107,3% yoy," katanya.
Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung melambat menjadi -2,72% yoy sejalan dengan belanja pemerintah pada Juli-September 21 yang tercatat -17,5% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 5% yoy.
Laju pertumbuhan belanja barang, belanja modal dan belanja pegawai cenderung melambat dari laju pertumbuhannya pada kuartal sebelumnya. Hanya belanja pembayaran bunga utang yang tercatat meningkat pada kuartal III-2021.
Sementara itu, net expor juga diperkirakan tumbuh solid sejalan dengan laju pertumbuhan ekspor non-migas yang meningkat ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas global.
Jadi pendorong utama perekonomian kuartal III-2021 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor.
Lebih lanjut, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pada awal kuartal IV-2021 dan didukung juga oleh kebijakan penurunan PPKM level oleh pemerintah di berbagai daerah, maka pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 diperkirakan akan meningkat dibandingkan kuartal III-2021. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih berada di kisaran 3,4-3,8%.
(akr)