Penyuluh Didorong Terapkan Pertanian Terpadu Berbasis Jagung

Jum'at, 03 Desember 2021 - 15:37 WIB
loading...
Penyuluh Didorong Terapkan Pertanian Terpadu Berbasis Jagung
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi. (Foto: Dok. BPPSDMP)
A A A
JAKARTA - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian. Kali ini, lembaga di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) ini meningkatan kapasitas 120 penyuluh dari tiga kabupaten di Jawa Barat, yakni Kabupaten Pangandaran, Ciamis dan Kota Banjar.

Mereka di-upgrade pengetahuannya untuk menerapkan Sistem Pertanian Terpadu berbasis jagung di lokasi IDMP. Kegiatan itu dilakukan di Hotel Horison Palma Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (2/12/2021).

(Baca juga:Mentan SYL: Jadi Penyuluh Pertanian Tugas Mulia, Ujung Tombak Peningkatan Produktivitas)

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan isu kebutuhan pangan akan kian meningkat di kemudian hari. “Pangan merupakan kebutuhan primer manusia untuk kelangsungan hidupnya, sehingga upaya untuk menjawab tantangan tersebut di tengah ledakan penduduk dan perubahan iklim terus diupayakan,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/12/2021).

Penyediaan pangan (beras) untuk 273 juta penduduk Indonesia yang terus bertambah, diperkirakan mencapai 318,96 juta pada 2045 tidaklah mudah, karena memerlukan lahan dan air yang cukup. “Di sisi lain, budidaya pangan dihadapkan oleh alih fungsi lahan produktif, perubahan iklim yang memicu kekeringan, gagal panen, pandemi serta krisis pangan global,” katanya.

(Baca juga:Kawal Pelatihan Petani dan Penyuluh Pertanian di Jambi)

Dedi mengingatkan perlu dikembangkan sumber pangan alternatif yang lebih adaptif terhadap kondisi spesifik lingkungan dan sosial masyarakat untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Kondisi ini, katanya, menjadi salah satu pemicu perlunya penyesuaian strategi kebijakan terkait pangan di semua lini, baik dari sisi produksi hingga konsumsi agar ketahanan pangan di Indonesia tetap terjamin.

(Baca juga:Mentan Buka Sertifikasi Kompetensi Tenaga Penyuluh Pertanian di Gowa)

“Salah satu upaya yang dilakukan Kementan adalah menggerakkan model pertanian terintegrasi, sebagai terobosan untuk meningkatkan produksi dan secara holistik untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional yaitu dengan pertanian terpadu,” katanya.

Sistem Pertanian Terpadu merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan subsektor pertanian, tanaman, ternak, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan, manusia, dan faktor lainnya tumbuh bagi kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
“Penerapan pertanian terpadu pada dasarnya mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya,” kata Dedi.

(Baca juga:Kementan Antarkan Ribuan THL Penyuluh Pertanian Jadi ASN)

Model Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah salah satu alternatif untuk bisa diterapkan demi meningkatkan produktivitas, hemat air, hemat tenaga kerja, berwawasan lingkungan, hasil produksi yang sehat dan mudah diterima oleh petani.
“Semua limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali, untuk pakan ternak, dan kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk kompos. Diharapkan pula dapat menambah penghasilan petani sekaligus mendukung kelestarian lingkungan,” katanya.

Dedi menyadari hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh sumbangan pemikiran dan kerja nyata dari seluruh insan pertanian. “Tersedianya pembiayaan, sarana prasarana dan lainnya harus diimbangi SDM yang kompeten agar tercipta sinergi yang optimal,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian butuh inovasi untuk mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern. “Oleh karena itu, kita berharap penyuluh terus membekali diri dengan pengetahuan baru dan menambah kapasitas,” kata Mentan Syahrul.
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2433 seconds (0.1#10.140)