Penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Sulsel Tembus Rp13,42 Triliun
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi Maluku, dan Papua (Sulampua) merilis data penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Sulsel posisi Oktober 2021. Nilainya mencapai Rp13,42 triliun dengan jumlah debitur 342 ribu dan Non Perfoarming Loan (NPL) terjaga di angka 0,17%.
Kepala OJK Regional VI Sulampua, Nurdin Subandi menguraikan penyaluran KUR tertinggi ada di Kota Makassar yaitu Rp1,66 triliun dengan jumlah lebih dari 45 ribu debitur. Disusul Kabupaten Bone, dengan nilai kucuran KUR Rp1,06 triliun kepada 23 ribu debitur. Selanjutnya, daerah dengan penyaluran KUR kelima tertinggi lainnya, yaitu Kabupaten Wajo, Gowa dan Sidrap.
"Per Oktober 2021, penyaluran KUR di Sulsel mencapai Rp13,42 triliun. Penyaluran KUR tertinggi di Kota Makassar sebesar Rp 1,66 triliun dengan share 12,39%, kemudian Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo dengan penyaluran masing-masing sebesar Rp1,06 triliun dan Rp929 miliar," ungkap Subandi, Selasa (14/12/2021).
Dia melanjutkan, dari sisi sektor ekonomi, penyaluran KUR tertinggi ada di Perdagangan dengan share 38,56%. Nilai KUR yang disalurkan yaitu Rp5,17 triliun kepada 114 ribu lebih debitur. Pada posisi kedua, sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan dengan share 37,03%. Nilainya mencapai Rp4,9 triliun kepada 142 ribu debitur.
Sektor ekonomi lainnya yang mendapatkan kucuran KUR di Sulsel, di antaranya Jasa-Jasa (Rp2 triliun), Industri Pengolahan (Rp799 miliar), Perikanan (Rp435 miliar), serta konstruksi (Rp18 miliar). "Makassar ini kan adalah kota perdagangan, sebagian besar pertumbuhan kredit kan di Makassar, jadi industri mengejar sektor-sektor unggulan di situ," tegas Subandi.
Saat ini, OJK Regional VI melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bekerja sama dengan 6 Bank dalam menjalankan program Kredit/Pembiayaan Berorientasi Klasterisasi UMKM yang semuanya dibiayai menggunakan KUR dari beberapa Bank Umum yang beroperasi di wilayah Sulsel.
Sejak program klasterisasi ini di luncurkan pada 3 Juni 2021, untuk wilayah Sulsel, sudah terbentuk 221 Klaster dengan Lapangan Usaha Sektoral, didominasi oleh UMKM sektor Pertanian sebanyak 85 Klaster, diikuti sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebanyak 36 Klaster, Perikanan sebanyak 33 Klaster, Perdagangan Besar dan Eceran sebanyak 15 klaster dan lainnya sebanyak 21 Klaster.
Dari 221, terdapat 25 klaster unggulan yang dijadikan model pengembangan bagi klaster lain, di antaranya klaster kepiting dan olahan kepiting (Maros), klaster jagung, padi, umbi dan batu merah (Gowa), klaster rumput Laut, miniatur phinisi dan kain (Bulukumba), dan klaster padi (Enrekang).
Selanjutnya klaster kopi (Soppeng), klaster ikan asin (Selayar), klaster peternakan sapi (Sinjai), hingga klaster anyaman enceng gondok dan kue kering (Makassar). Akumulasi plafond kredit dari 25 klaster unggulan dimaksud mencapai Rp28,35 Miliar yang mayoritas dibiayai menggunakan fasilitas KUR.
"Untuk sektor pertanian kami coba bentuk klaster-klaster, karena industri inginnya melalui klaster, lebih mudah dan lebih masif dibandingkan kepada individu-individu. Jadi di 24 kabupaten kota ini memang kita bentuk klaster untuk memudahkan," jelas Subandi.
Regional CEO Bank Mandiri Region X/ Sulawesi & Maluku, M Ashidiq Iswara mengungkapkan, penyaluran KUR di Sulsel tumbuh subur. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 lalu atau secara Year on Year (YoY), penyaluran KUR Bank Mandiri di Sulsel tumbuh 58,1%.
"Untuk Portfolio KUR (Bank Mandiri) di Region X Sulawesi dan Maluku sebesar Rp5,08 triliun secara YoY meningkat 44,4% dari tahun lalu yang sebesar Rp3,52 triliun. Sedangkan KUR di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp2,22 triliun secara YoY meningkat 58,1% dari tahun lalu yang sebesar Rp1,41 triliun," urai Ashidiq.
Kepala OJK Regional VI Sulampua, Nurdin Subandi menguraikan penyaluran KUR tertinggi ada di Kota Makassar yaitu Rp1,66 triliun dengan jumlah lebih dari 45 ribu debitur. Disusul Kabupaten Bone, dengan nilai kucuran KUR Rp1,06 triliun kepada 23 ribu debitur. Selanjutnya, daerah dengan penyaluran KUR kelima tertinggi lainnya, yaitu Kabupaten Wajo, Gowa dan Sidrap.
"Per Oktober 2021, penyaluran KUR di Sulsel mencapai Rp13,42 triliun. Penyaluran KUR tertinggi di Kota Makassar sebesar Rp 1,66 triliun dengan share 12,39%, kemudian Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo dengan penyaluran masing-masing sebesar Rp1,06 triliun dan Rp929 miliar," ungkap Subandi, Selasa (14/12/2021).
Dia melanjutkan, dari sisi sektor ekonomi, penyaluran KUR tertinggi ada di Perdagangan dengan share 38,56%. Nilai KUR yang disalurkan yaitu Rp5,17 triliun kepada 114 ribu lebih debitur. Pada posisi kedua, sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan dengan share 37,03%. Nilainya mencapai Rp4,9 triliun kepada 142 ribu debitur.
Sektor ekonomi lainnya yang mendapatkan kucuran KUR di Sulsel, di antaranya Jasa-Jasa (Rp2 triliun), Industri Pengolahan (Rp799 miliar), Perikanan (Rp435 miliar), serta konstruksi (Rp18 miliar). "Makassar ini kan adalah kota perdagangan, sebagian besar pertumbuhan kredit kan di Makassar, jadi industri mengejar sektor-sektor unggulan di situ," tegas Subandi.
Saat ini, OJK Regional VI melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bekerja sama dengan 6 Bank dalam menjalankan program Kredit/Pembiayaan Berorientasi Klasterisasi UMKM yang semuanya dibiayai menggunakan KUR dari beberapa Bank Umum yang beroperasi di wilayah Sulsel.
Sejak program klasterisasi ini di luncurkan pada 3 Juni 2021, untuk wilayah Sulsel, sudah terbentuk 221 Klaster dengan Lapangan Usaha Sektoral, didominasi oleh UMKM sektor Pertanian sebanyak 85 Klaster, diikuti sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebanyak 36 Klaster, Perikanan sebanyak 33 Klaster, Perdagangan Besar dan Eceran sebanyak 15 klaster dan lainnya sebanyak 21 Klaster.
Dari 221, terdapat 25 klaster unggulan yang dijadikan model pengembangan bagi klaster lain, di antaranya klaster kepiting dan olahan kepiting (Maros), klaster jagung, padi, umbi dan batu merah (Gowa), klaster rumput Laut, miniatur phinisi dan kain (Bulukumba), dan klaster padi (Enrekang).
Selanjutnya klaster kopi (Soppeng), klaster ikan asin (Selayar), klaster peternakan sapi (Sinjai), hingga klaster anyaman enceng gondok dan kue kering (Makassar). Akumulasi plafond kredit dari 25 klaster unggulan dimaksud mencapai Rp28,35 Miliar yang mayoritas dibiayai menggunakan fasilitas KUR.
"Untuk sektor pertanian kami coba bentuk klaster-klaster, karena industri inginnya melalui klaster, lebih mudah dan lebih masif dibandingkan kepada individu-individu. Jadi di 24 kabupaten kota ini memang kita bentuk klaster untuk memudahkan," jelas Subandi.
Regional CEO Bank Mandiri Region X/ Sulawesi & Maluku, M Ashidiq Iswara mengungkapkan, penyaluran KUR di Sulsel tumbuh subur. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 lalu atau secara Year on Year (YoY), penyaluran KUR Bank Mandiri di Sulsel tumbuh 58,1%.
"Untuk Portfolio KUR (Bank Mandiri) di Region X Sulawesi dan Maluku sebesar Rp5,08 triliun secara YoY meningkat 44,4% dari tahun lalu yang sebesar Rp3,52 triliun. Sedangkan KUR di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp2,22 triliun secara YoY meningkat 58,1% dari tahun lalu yang sebesar Rp1,41 triliun," urai Ashidiq.
(agn)