Pendapatan Emiten TOWR 2021 Meninggi, Bisa Capai Rp8 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) optismistis dapat meriah pertumbuhan pendapatan dan EBITDA lebih dari 8% year on year di tahun 2021. Pertumbuhan tersebut seluruhnya bersumber dari kinerja organik, yaitu penambahan tower baru, kolokasi dan fiber optik.
Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk Adam Gifari memperkirakan, hingga akhir tahun 2021 perseroan dapat membukukan pendapatan Rp8 triliun dari kinerja organik. Jumlah itu mencerminkan pertumbuhan sebesar 8% dibanding tahun 2020.
“Hingga September 2021, kami sudah memperoleh pendapatan Rp6 triliun, dan akan bertambah sebesar Rp2 triliun di kuartal IV-2021. Jadi so far pendapatan kami on track sesuai budget yang ditetapkan di tahun ini,” urai Adam Gifari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/12/2021).
Lebih lanjut dikatakan Adam, bila memperhitungkan kontribusi dari SUPR yang baru akan dikonsolidasikan per kuartal IV-2021, maka jumlah revenue dan EBITDA perseroan akan tercatat tumbuh lebih tinggi.
“Setelah SUPR dikonsolidasikan ke Protelindo, maka akan ada tambahan revenue sekitar Rp2,2 triliun, peningkatan kontrak jangka panjang sebesar Rp10,1 triliun, kenaikan EBITDA hampir Rp1,9 triliun sekaligus penambahan utang seitar Rp24 triliun,” ujarnya.
Kontribusi SUPR secara penuh baru akan dicatatkan pada tahun 2022 sementara di tahun 2021 ini hanya masuk di kuartal IV. Sementara dari sisi operasional, TOWR baru akan melakukan integrasi menyinergikan SUPR dengan standar operasi Protelindo setelah merampungkan proses refinancing utang SUPR.
“Kami juga akan melakukan pemantauan atas kebijakan dan staregi keuangan termasuk profil jatuh tempo dan porsi pinjaman kami dengan suku bunga tetap dan suku bunga mengambang. Jadi semuanya akan kami lakukan review secara komprehensif,” paparnya.
Saat ini Protelindo sebagai anak usaha TOWR tengah melakukan proses tender offer saham publik atas akuisisi SUPR. “Tender offer sebagai pengendali baru SUPR sudah berjalan selama 19 hari dan akan berakhir di akhir Desember 2021,” imbuhnya.
Terkait belanja modal, Adam belum menyampaikan angka pasti sebab menurutnya belanja modal biasanya disesuaikan dengan permintaan operator terhadap kebutuhan infrastruktur baik menara maupun kolokasi. “Tetapi biasanya setiap tahun kami membangun sebanyak 500 -800 tower baru, kalau ditambah kolokasi menjadi sebanyak 2.000 atau lebih,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Manajemen TOWR menyampaikan telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam RUPS untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) saham TOWR untuk jangka waktu 18 bulan ke depan.
Adapun jumlah saham yang akan dibeli sebanyak-banyaknya 2,55 miliar lembar saham. “Ini merupakan tambahan dari jumlah saham TOWR dalam treasury yaitu sebanyak 2,38% lembar saham,” paparnya.
Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk Adam Gifari memperkirakan, hingga akhir tahun 2021 perseroan dapat membukukan pendapatan Rp8 triliun dari kinerja organik. Jumlah itu mencerminkan pertumbuhan sebesar 8% dibanding tahun 2020.
“Hingga September 2021, kami sudah memperoleh pendapatan Rp6 triliun, dan akan bertambah sebesar Rp2 triliun di kuartal IV-2021. Jadi so far pendapatan kami on track sesuai budget yang ditetapkan di tahun ini,” urai Adam Gifari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/12/2021).
Lebih lanjut dikatakan Adam, bila memperhitungkan kontribusi dari SUPR yang baru akan dikonsolidasikan per kuartal IV-2021, maka jumlah revenue dan EBITDA perseroan akan tercatat tumbuh lebih tinggi.
“Setelah SUPR dikonsolidasikan ke Protelindo, maka akan ada tambahan revenue sekitar Rp2,2 triliun, peningkatan kontrak jangka panjang sebesar Rp10,1 triliun, kenaikan EBITDA hampir Rp1,9 triliun sekaligus penambahan utang seitar Rp24 triliun,” ujarnya.
Kontribusi SUPR secara penuh baru akan dicatatkan pada tahun 2022 sementara di tahun 2021 ini hanya masuk di kuartal IV. Sementara dari sisi operasional, TOWR baru akan melakukan integrasi menyinergikan SUPR dengan standar operasi Protelindo setelah merampungkan proses refinancing utang SUPR.
“Kami juga akan melakukan pemantauan atas kebijakan dan staregi keuangan termasuk profil jatuh tempo dan porsi pinjaman kami dengan suku bunga tetap dan suku bunga mengambang. Jadi semuanya akan kami lakukan review secara komprehensif,” paparnya.
Saat ini Protelindo sebagai anak usaha TOWR tengah melakukan proses tender offer saham publik atas akuisisi SUPR. “Tender offer sebagai pengendali baru SUPR sudah berjalan selama 19 hari dan akan berakhir di akhir Desember 2021,” imbuhnya.
Terkait belanja modal, Adam belum menyampaikan angka pasti sebab menurutnya belanja modal biasanya disesuaikan dengan permintaan operator terhadap kebutuhan infrastruktur baik menara maupun kolokasi. “Tetapi biasanya setiap tahun kami membangun sebanyak 500 -800 tower baru, kalau ditambah kolokasi menjadi sebanyak 2.000 atau lebih,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Manajemen TOWR menyampaikan telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam RUPS untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) saham TOWR untuk jangka waktu 18 bulan ke depan.
Adapun jumlah saham yang akan dibeli sebanyak-banyaknya 2,55 miliar lembar saham. “Ini merupakan tambahan dari jumlah saham TOWR dalam treasury yaitu sebanyak 2,38% lembar saham,” paparnya.
(uka)