LPEI Dorong Koperasi Tingkatkan Ekspor Biji Kakao Jembrana

Sabtu, 01 Januari 2022 - 13:58 WIB
loading...
LPEI Dorong Koperasi Tingkatkan Ekspor Biji Kakao Jembrana
Biji kakao Jembrana Bali sangat diminati sejumlah negara. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Aroma khas biji kakao merupakan salah satu keunikan yang dimiliki komoditas kakao Jembrana, Bali , dibandingkan dengan kawasan lainnya di Indonesia. Terkenal dengan fermented cocoa bean atau biji kakao fermentasi, desa ini juga merupakan Desa Devisa pertama yang mendapat pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI )/ Indonesia Eximbank.



Pelatihan dan pendampingan yang diberikan LPEI kepada para petani kakao, anggota dan pengurus koperasi yang tergabung dalam Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) merupakan cikal bakal Desa Devisa Kakao Jembrana yang berlokasi di Desa Nusasari, Kabupaten Jembrana, Bali.

Selama tahun 2021, salah satu kendala kesulitan yang dihadapi para petani kakao di Jembrana adalah penurunan tingkat produksi. Faktor perubahan iklim, terutama dampak dari fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan yang sangat tinggi, mengakibatkan rontoknya bunga dan bakal buah yang layu karena curah yang tinggi dan kondisi kebun yang lembab. Volume biji kakao kering fermentasi yang dihasilkan mengalami penurunan sangat signifikans dari 48 ton (di tahun 2020) ke posisi 24 ton (di tahun 2021).

Kondisi itu tidak mematahkan semangat juang para petani dan pengurus Koperasi KSS untuk terus mencari potential buyer dari luar negeri. Di tahun 2021 Koperasi KSS berhasil melakukan ekspor ke sejumlah negara wilayah Eropa, yaitu Belgia dan Belanda, Jepang, dan Amerika Serikat dengan total pengiriman mencapai 12,5 ton. Jika dibandingkan dengan sebelumnya pada tahun 2020, Koperasi KSS di tahun 2021 ini mendapatkan peluang untuk masuk ke pasar Amerika Serikat.

“Peluang bagi kami di Koperasi KSS untuk bisa masuk ke pasar Amerika dan sekaligus juga tantangan yang dihadapi oleh koperasi antara lain berkaitan dengan adanya pemenuhan aturan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Tapi kami bangga karena mampu menembus pasar Amerika di tengah kondisi pandemi seperti saat ini,” ujar Ketua Koperasi KSS, I Ketut Wiadnyana, dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/1/2022).

Ketut juga mengungkapkan, “Di tahun 2022 kami memiliki target setidaknya hasil produksi biji kakao fermentasi kering mencapai 75 ton dan kami juga sedang melakukan beberapa persiapan untuk ekspor ke Valrhona, Perancis,” jelasnya.

Secara terpisah Corporate Secretary LPEI, Agus Windiarto, menyampaikan, meski di tengah situasi pandemi, LPEI sebagai special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan melalui program Jasa Konsultasi tetap aktif melakukan pendampingan secara intensif terhadap Desa Devisa binaan untuk mencari solusi terhadap apa pun kendala yang mereka hadapi.



“Semoga di tahun ini komoditas Indonesia dapat terus meningkatkan daya saing di pasar global dan menghasilkan eksportir-eksportir baru melalui program Jasa Konsultasi LPEI,” ungkap Agus Windiarto.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2387 seconds (0.1#10.140)