Singkong dijadikan campuran untuk membuat tempe

Kamis, 26 Juli 2012 - 13:03 WIB
Singkong dijadikan campuran untuk membuat tempe
Singkong dijadikan campuran untuk membuat tempe
A A A
Sindonews.com - Beragam cara di lakukan oleh para pengrajin tempe untuk bertahan hidup di tengah terus melambungnya harga kedelai.

Agar tetap bisa untung, para pengrajin tempe di Jombang, Jawa Timur, memilih mencampur bahan kedelai dengan singkong.

Para pengrajin tempe mengaku sengaja menempuh cara ini karena harga kedelai impor bahan baku utama tempe di Kabupaten Jombang kini tembus hingga Rp8.000 rupiah per kilogram.

Pencampuran bahan singkong untuk membuat tempe ini dilakukan para pengrajin tempe di Kabupaten Jombang, jawa timur, sejak dua pekan terakhir. Salah satunya seperti yang dilakukan Hasan Bahrudin, 32, pengrajin tempe di desa Bongkot Kecamatan Peterongan.

Hasan Bahrudin mengaku sengaja mencampur bahan kedelai dengan singkong dalam membuat tempe untuk mensiasati harga kedelai yang saat ini telah tembus angka Rp8.000 rupiah per kilogram. Cara ini juga pernah ditempuh para pengrajin tempe di Jombang saat harga kedelai melambung pada tahun 2010 silam.

Untuk membuat tempe dengan bahan campuran singkong ini juga tidak terlalu sulit. Pertama, bahan baku singkong dipotong kecil-kecil atau dihancurkan hingga seukuran kedelai. Setelah direbus dan dicuci, campurkan potongan singkong dan kedelai tersebut dengan perbandingan 1 kwintal kedelai dengan 30 kilogram singkong.

Setelah ditaburi ragi, aduk hingga rata. Selanjutnya, letakkan bahan campuran ini ke dalam loyang dan biarkan selama 24 jam atau hingga tempe jadi.

Meski sering mendapat protes dari pembeli karena rasa tempenya yang lain dari biasanya, namun para pengrajin tempe mengaku tak punya pilihan lain.

Tingginya harga kedelai impor yang mencapai Rp8.000 rupiah per kilogram, menurut mereka memang membuat para pengrajin tempe tak bisa berkutik lagi.

Jika tetap berproduksi dengan bahan kedelai saja, para pengrajin pasti akan merugi. Menurut mereka, pengrajin tempe bisa mendapat untung jika harga kedelai turun dalam kisaran normal antara Rp4.500 sampai Rp5.500 per kilogram.

Jika naik Rp6.000, pengrajin tempe akan kehilangan keuntungan, dan jika tembus Rp7.000 atau bahkan Rp8.000, pengrajin tempe pasti merugi.

Para pengrajin tempe berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk mengembalikan harga kedelai pada kisaran normal.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6668 seconds (0.1#10.140)