RI masih bisa swasembada sayuran di 2025

Selasa, 07 Agustus 2012 - 15:04 WIB
RI masih bisa swasembada sayuran di 2025
RI masih bisa swasembada sayuran di 2025
A A A
Sindonews.com - Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Ernan Rustiadi mengatakan ,sebetulnya banyak hasil riset dan inovasi pertanian, yang dapat mengatasi krisis pangan, namun kurang mendapat respon dari pemerintah.

"Banyak riset dan inovasi yang kita hasilkan tapi sering terkendala dalam penyebarluasan dan penerapannya di lapangan. Selain itu, tak sedikit juga varietas baru tanaman hasil penelitian IPB yang bisa menjawab permasalahan pangan di Indonesia," ujarnya usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pelestarian Plasma Nutfah Tanaman Hortikultura, antara IPB dengan PT East West Seed Indonesia (Ewindo) produsen benih sayuran Hibrida di Bogor, Selasa (7/8/2012).

Lebih lanjut ia menjelaskan, jika pemerintah mau merespon dan memanfaatkan hasil riset maupun inovasi tersebut, bukan hal yang mustahil program swasembada produk hortikultura atau sayuran hibrida pada 2025 mendatang bisa tercapai.

"Memang selain pemerintah, peran perusahaan swasta yang memproduksi benih hortikultura seperti Ewindo ini sangat diperlukan dan dampaknya akan cukup signifikan. Sebab, IPB tidak memiliki teknologi terapan seperti yang dimiliki Ewindo dalam mengembangkan benih sumber daya genetik hortikultura," katanya.

Sementara itu Managing Director PT Ewindo Afrizal Gindow mengaku optimistis dan mendukung sekali target pemerintah terkait swasembada sayuran pada 2025.

"Bukan hanya swasembada, Indonesia bisa menjadi eksportir sayuran terbesar untuk regional Asia Tenggara, jika pemerintah mau berupaya melestarikan plasma nutfah (potensi sumber daya genetik) khususnya tanaman hortikultura," katanya.

Menurut Afrizal, dengan adanya kerjasama ini, diharapkan akan banyak perusahaan-perusahaan benih hortikultura yang mau berkontribusi dalam melestarikan sumber daya genetik melalui pembuatan bank plasma nutfah. "Di sisi lain, potensi genetik di bank plasma nutfah tersebut juga dapat dimanfaatkan secara lebih optimal," jelasnya.

Berdasarkan data Komisi Nasional Sumber Daya Genetik, kepulauan Indonesia memiliki keragaman lingkungan yang tinggi. Meliputi 43 ekosistem, dengan iklim yang lembab, sehingga potensi genetiknya sangat besar.

"Hal tersebut terbukti bahwa dengan luas areal hanya 1,3 persen dari luas dunia proporsi sumber daya genetik mencapai 17 persen dan khusus untuk flora mencapai 11 persen. Total potensi sumber daya genetik Indonesia sekitar 3.256 spesies dan khusus sayuran serta buah-buahan lebih dari 700 spesies," katanya.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4656 seconds (0.1#10.140)