BI: Rupiah alami depresiasi

Kamis, 09 Agustus 2012 - 15:01 WIB
BI: Rupiah alami depresiasi
BI: Rupiah alami depresiasi
A A A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) menyebutkan nilai tukar rupiah pada Juli 2012 masih mengalami tekanan depresiasi. Tekanan ini sepertinya dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian global terkait krisis Eropa dan pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang masih rentan, serta perlambatan ekonomi China.

"Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 0,56 persen (mtm) ke level Rp9.445 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,29 persen (mtm) menjadi Rp9.433 per dolar AS," kata Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Dodi Budi Waluyo dalam siaran pers, Kamis (9/8/2012).

Disamping itu, menurut Dodi, ekspor yang melambat juga ikut menimbulkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Maka dari itu, Bank Indonesia cukup fokus dalam mengatur keseimbangan di pasar valuta asing.

"Untuk itu, Bank Indonesia senantiasa mencermati keseimbangan di pasar valuta asing untuk mengarahkan pergerakan nilai tukar rupiah sejalan dengan fundamentalnya," jelasnya.

Sebelumnya, Analis Indosurya Asset Management, Reza Priyambada menilai pergerakan rupiah ini dipicu berbaliknya sentimen menjadi negatif setelah dilaporkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris oleh Bank of England (BoE).

"BoE menyatakan, pertumbuhan ekonomi Inggris diperkirakan tidak akan dapat melampaui level sebelum krisis paling tidak hingga 2014," ungkap Reza kepada Sindonews, Kamis (9/8/2012).

Laporan tersebut, menurutnya memberikan gambaran kepada pelaku pasar bahwa laju pertumbuhan global masih kurang kondusif untuk periode yang lebih lama dibandingkan perkiraan sebelumnya. Akibatnya dari pernyataan tersebut membuat penguatan USD terhadap berbagai mata uang lainnya.

Pada sisi lainnya, Reza melanjutkan, pelemahan mata uang lainnya, terutama rupiah sedikit tertahan setelah ada pernyataan dari salah satu pejabat The Fed yang menunjukkan sinyal bahwa The Fed seharusnya mengucurkan stimulus yang agresif hingga minimal tingkat pengangguran AS bisa kembali berhasil turun.

"Komentar tersebut seiring dengan rilis tingkat pengangguran AS sebelumnya naik ke level 8,3 persen dari sebelumnya 8,2 persen. Pelemahan rupiah juga tertahan oleh intervensi dari Bank Indonesia saat rupiah hampir mendekati level 9.500," pungkas Reza.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7165 seconds (0.1#10.140)