Manufaktur sulit tumbuh 7%

Kamis, 23 Agustus 2012 - 14:19 WIB
Manufaktur sulit tumbuh 7%
Manufaktur sulit tumbuh 7%
A A A
Sindonews.com – Pelaku usaha pesimistis industri pengolahan nonmigas atau manufaktur nasional sampai akhir tahun ini bisa tumbuh hingga 7 persen.

Pasalnya,kondisi pasar ekspor yang masih menurun akibat perlambatan ekonomi dunia berdampak secara langsung terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional. Wasekum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani memperkirakan, pertumbuhan industri manufaktur setidaknya akan menyamai realisasi tahun lalu yaitu sekitar 6,83 persen.

“Untuk makanan dan minuman, masih 7–8 persen. Makanan dan minuman masih bertumpu pada pasar dalam negeri. Nilai ekspor masih di bawah 5 persen,” kata Franky yang juga Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) di Jakarta kemarin.

Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Harry Warganegara mengatakan, sektor-sektor industri strategis bisa mengalami kebangkitan hingga ke hilir (end product), sehingga bisa langsung menyentuh pasar dalam negeri.

Dia mencontohkan, sejumlah produk tersebut di antaranya telepon seluler, televisi, hingga mobil.Industri nasional yang dimaksud seperti semen, makanan dan minuman berkaitan dengan pertumbuhan permintaan dalam negeri. Tapi, bukan industrinya yang tumbuh melainkan kebutuhannya. “Dan jangan salah, ini bahannya impor semua. Yang kita mau langkah offensive. Arahkan industri dalam negeri bisa membuat produk di luar sandang atau pangan,”ujarnya.

Sementara itu,Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku optimistis industri manufaktur nasional bisa pulih dan tumbuh pada semester II/2012, mengingat pertumbuhan manufaktur semester I/2012 menurun dibandingkan periode sama tahun lalu. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri manufaktur tumbuh 6,09 persen pada semester I/2012 atau menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,35 persen.

Adapun, pertumbuhan tertinggi dialami industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya sebesar 8,98 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,75 persen.

Adapun industri makanan, minuman dan tembakau tumbuh sebesar 7,03 persen atau naik dibandingkan dengan semester I/2011 sebesar 6,89 persen. Lalu pertumbuhan industri semen dan barang galian bukan logam sebesar 6,92 persen atau naik dibandingkan semester I/2011 yang sebesar 5,13 persen. Industri tekstil, alas kaki dan kulit produk kulit sebesar 2,86 persen atau menurun dari 9,45 persen.

“Semester II akan recover.Saya diminta untuk komit oleh Bappenas, pertumbuhan industri pengolahan 6,5 persen. Kalau nonmigas sudah bisa 7 persen,tapi kalau dikurangi migas, sedikit di bawah 6,5 persen. Jadi, saya mau genjot migasnya juga,”katanya.

Hidayat menuturkan, saat ini pihaknya masih menghitung pertumbuhan industri untuk semester II/2012. “Beri saya waktu dua minggu. Karena yang diandalkan kontribusi PDB itu dari industri. Jadi kalau saya ngomong angka itu dipegang semua kementerian,” paparnya.

Hingga akhir tahun ini Hidayat optimistis industri manufaktur bisa mencapai sekitar 7,03 persen. “Penopangnya banyak pasar dalam negeri,tapi juga industri hulu. Besi baja, petrokimia, dan smelter,”tandasnya.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5989 seconds (0.1#10.140)