Kinerja reksadana AAA Sekuritas terus membaik

Senin, 27 Agustus 2012 - 21:00 WIB
Kinerja reksadana AAA Sekuritas terus membaik
Kinerja reksadana AAA Sekuritas terus membaik
A A A
Sindonews.com - Sejak AAA Sekuritas memiliki tim investasi baru untuk reksadana konvensional (instrumen investasinya listing di bursa efek), dan Farash Farich (Dealer), kinerja reksadana terus membaik.

Misal AAA Balanced Fund II (reksadana campuran) dengan dana kelolaan sekitar Rp476 miliar, Tear to date (YTD) memiliki kinerja sekitar 10 persen dan masuk top-10 reksadana campuran.

Sedangkan reksadana saham AAA Blue Chip Value Fund, dengan dana kelolaan sekitar Rp23 miliar, YTD memiliki kinerja sekitar 9.3 persen.

"Untuk periode 1 bulan dan 3 bulan, kinerja reksadana kita umumnya sangat baik, masuk top-5, bahkan top-1 dan top-2," ungkap Fund Manager AAA Sekuritas, Siswa Rizali dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/8/2012).

Menurut Siswa, kinerja reksadana AAA Balanced Fund II memang yang terbaik di antara reksadana yang dikelola karena dana kelolaan cukup besar, sehingga lebih mudah melakukan alokasi investasi. Dan reksadana campuran memungkinkan alokasi aset taktis yang fleksibel antara saham, obligasi, dan pasar uang.

Prinsip pengelolaan reksadana AAA Sekuritas sendiri menggunakan pendekatan “bottom up approach” dengan risiko manajemen yg juga fokus pada fundamental perusahaan sehingga pemilihan saham menekankan:

1. Fundamental perusahaan yang baik dengan harga yang masuk akal (quality stock at reasonable price). Saham yang berkualitas adalah saham yang memiliki beban utang rendah, marjin laba yang superior dan konsisten (terefleksi pada Return on Equity yang relatif tinggi dan stabil), operating cashflow yang positif dan stabil, serta potensi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Karena saham dengan kualitas bagus cenderung memiliki valuasi yang premium, AAA Sekuritas sabar mengoleksi saham-saham berkualitas pada saat saham itu koreksi atau dihindari karena ada sentimen negatif temporer.

2. Manajemen Risiko. Sesuai dengan pendekatan di nomor [1] maka manajemen risiko menekankan pada: “valuation risk” yaitu risiko membeli sebuah aset dengan harga yang terlalu mahal, “fundamental risk” yaitu risiko menurunnya kinerja perusahaan karena perubahan kondisi ekonomi atau manajemen perusahaan, dan “financial risk” yaitu risiko terkait dengan bagaimana perusahaan membiayai kegiatannya (khususnya beban utang).

3. Diversifikasi, juga sebagai bagian dari manajemen risiko dan menghindari risiko fundamental adanya faktor yang tidak terdeteksi pada awal analisa fundamental saham.

4. Porsi kas yang besar, antara 10-18 persen dari portofolio. Banyak Manajer Investasi melihat posisi kas yang tinggi akan berdampak negatif pada kinerja reksadana. AAA Sekuritas percaya bahwa lebih baik bila penggunaan kas untuk membeli sebuah instrumen investasi hanya dilakukan bila target investasi (saham, obligasi) punya peluang yang sangat tinggi untuk memberikan hasil investasi yang jauh lebih tinggi daripada deposito.
Porsi kas yang besar juga berguna agar setiap peluang investasi pada saat pasar bergejolak dapat dilakukan dengan cepat.

Strategi investasi yang berbasis pendekatan “bottom up” dan manajemen risiko tersebut, menurut Siswa lebih superior daripada strategi investasi yang berbasis pendekatan “top down” (yaitu diawali dengan prediksi ekonomi makro, analisa sektoral, baru analisa perusahaan) dan penetapan target return.

Strategi yang AAA Sekuritas terapkan pada reksadananya, yang diyakini akan memberikan kinerja yang lebih baik daripada pasar (dengan proksi indeks seperti IHSG atau LQ45) dan risiko yang lebih rendah.

Strategi dengan prinsip manajemen risiko yang fokus pada fundamental perusahaan juga sangat cocok dengan kondisi ekonomi makro global yang tidak menentu dimana tema investasi cepat berubah dan risk appetite investor global sangat sensitif (kondisi “Risk On, Risk Off Trade” menggunakan Exchange Traded Fund untuk masuk/keluar sebuah pasar).

Sekadar informasi, total dana kelolaan divisi Manajer Investasi PT AAA Sekuritas pada akhir Desember 2011 mencapai Rp3,19 triliun, termasuk reksadana konvensional, reksadana terproteksi, reksadana penyertaan terbatas dan kontrak pengelolaan dana.

Per akhir Juli 2012, total dana kelolaan meningkat mencapai Rp3,55 triliun. Hingga akhir tahun 2012, AAA sekuritas menargetkan jumlah NAB mencapai kurang lebih Rp4 triliun.

Untuk reksa dana baru, rencananya AAA akan menerbitkan paling tidak satu reksa dana ekuitas dimana strategi utamanya tetap berbasis bottom-up approach, sesuai dengan filosofi investasi di AAA Sekuritas. Reksa dana ini masih dalam proses persiapan pembentukan.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8342 seconds (0.1#10.140)