Proyeksi BI: The Fed Kerek Suku Bunga 4 Kali Mulai Maret 2022

Kamis, 27 Januari 2022 - 15:33 WIB
loading...
Proyeksi BI: The Fed...
Bank Indonesia memproyeksikan The Fed menaikkan suku bunga acuan 4 kali mulai Maret tahun ini. FOTO/REUTERS
A A A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan bahwa suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed akan naik 4 kali di tahun 2022.

"Kenaikan suku bunga ini kami asumsikan mulai Maret 2022. Kemudian berlanjut di pertengahan tahun ini dan di tiap-tiap kuartal. Di pasar keuangan, tahun ini kemungkinan normalisasi kebijakan AS kami perkirakan naik empat kali, di bulan Maret, Juni, September, dan akhir tahun," ujar Perry dalam Rapat Kerja Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bersama Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Kamis (27/1/2022).



Perry menegaskan bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan berpengaruh pada tingkat imbal hasil US Treasury dan keluarnya aliran modal asing (capital outflow) di negara-negara emerging termasuk Indonesia. Kendati demikian, menurut dia peluang tumbuh bagi Indonesia tetap ada meskipun masih ada sejumlah risiko dari dunia global.

"Peluang untuk tetap mendorong pemulihan ekonomi tetap ada, tapi ada sejumlah risiko yang bisa kita antisipasi agar tetap bisa pulihkan ekonomi Indonesia," kata dia.

Dia optimistis, untuk tahun 2022 ekonomi tetap dijalur positif didukung oleh kemajuan akselerasi vaksin sehingga mampu mendorong peningkatan mobilitas masyarakat. Kemudian, konsumsi swasta diproyeksikan akan membaik dibandingkan tahun 2021 di samping ekspor yang tetap tinggi.

"Lalu, investasi diproyeksi turut meningkat, baik investasi dalam proyek infrastruktur nasional maupun investasi. Pada tahun ini, bank sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mengarah pada rentang 4,7 hingga 5%," terangnya.



Perry mengatakan bahwa BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI-7DRR sebesar 3,5% sampai tanda-tanda inflasi meningkat. "Kemungkinannya peningkatan inflasi di Indonesia baru terjadi pada kuartal III 2022 atau di kuartal akhir 2022," imbuhnya.

Menurut Perry, tingkat suku bunga yang rendah mampu mengakselerasi suku bunga kredit di perbankan menurun, termasuk suku bunga dasar kredit (SBDK).

"Tentu saja kami akan lakukan kebijakan lainnya. Kami akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah bagaimana menyikapi kenaikan US Treasury dengan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan," pungkasnya.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)