Pengadaan gabah di Indramayu lebihi target

Jum'at, 28 September 2012 - 13:34 WIB
Pengadaan gabah di Indramayu lebihi target
Pengadaan gabah di Indramayu lebihi target
A A A
Sindonews.com - Pengadaan gabah pada tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan, Bulog Sub Divre Indramayu tahun ini mencapai angka tertinggi selama kurun waktu lima tahun terakhir.

Peningkatan produksi di tingkat petani dikarenakan dukungan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). "Pengadaan sekitar 92 ribu ton. Jumlah ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir," ujar Kasub Divre Bulog Indramayu, Sudarsono, Jumat (28/9/2012).

Dia menuturkan, pada tahun 2008 pengadaan Bulog Sub Divre Indramayu hanya sekitar 54 ribu ton setara beras. Angka tersebut sempat naik pada 2009 menjadi 86 ribu ton, kemudian kembali turun pada 2010 menjadi 76 ribu ton. Terakhir, pengadaan terrendah terjadi pada 2011, sekitar 42 ribu ton.

Jika dibandingkan dengan prognosa (rencana pengadaan) awal, angka realisasi saat ini sudah melampaui. "Prognosa awal sekitar 90 ribu ton. Jumlah ini melebihi target awal," katanya.

Dia mengatakan, perkembangan positif pengadaan tahun ini tidak terlepas dari kebijakan harga. Saat ini HPP yang digunakan merujuk Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah yang mulai berlaku efektif pada Februari silam.

Dalam inpres itu disebutkan bahwa HPP gabah kering panen (GKP) Rp3.300 per kg di petani atau Rp3.350 per kg di penggilingan. HPP gabah kering giling (GKG) Rp4.150 per kg di penggilingan atau Rp4.200 per kg di Gudang Perum Bulog. Sementara HPP beras Rp6.600 per kg di Gudang Perum Bulog.

HPP ini selisihnya tidak terlampau jauh dengan harga yang berlaku di pasar umum. Dengan kata lain, HPP masih bisa bersaing di pasaran untuk pengadaan beras Bulog.

Sementara tahun 2011, HPP masih mengacu kepada Inpres 7 tahun 2009. Ketentuan yang tidak diperbarui dalam dua tahun membuat selisih
HPP dengan harga pasar terlampau jauh. Dengan demikian petani ketika itu cenderung lebih memilih untuk melepas gabah atau beras ke pasar umum daripada ke Gudang Bulog.

Ia menambahkan, perbaikan juga terjadi dari sisi produksi di tingkat petani. Kekeringan yang sempat dikhawatirkan mengganggu produksi, tidak berdampak terlalu besar. "Produksi pada saat panen rendeng cukup berhasil,meski ada pengaruh ke produktivitas saat kekeringan. Penyerapan Bulog masih cukup stabil," ujarnya.

Berkaitan dengan surplus di gudang, Sepanjang tahun 2012 Bulog Sub Divre Indramayu sudah mendistribusikan sekitar 28 ribu ton setara beras untuk daerah lain yang dinilai kekurangan, yaitu Bulog Sub Divre Cianjur dan Bulog Sub Divre Bandung. Dalam waktu dekat, akan didistribusikan lagi sekitar 22 ribu ton untuk sejumlah Sub Divre lain.

Sementara itu wakil ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengatakan pengadaan yang dicapai Bulog Indramayu dianggap sebagai hal yang positif. "Hasil panen petani juga cukup baik meski terkendala minimnya pasokan air saat musim kemarau," katanya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8121 seconds (0.1#10.140)