Selamat datang, semoga betah

Selasa, 02 Oktober 2012 - 06:00 WIB
Selamat datang, semoga betah
Selamat datang, semoga betah
A A A
Sindonews.com - Kembalinya dana asing membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru. Pekan ini perdagangan saham masih akan dipengaruhi faktor eksternal.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) belakangan ini kerap menjadi bahan gunjingan hangat di kalangan pelaku pasar. Maklum, tanpa diduga sebelumnya, indeks terus meroket dan menciptakan rekor baru. Padahal, di awal September, tak banyak analis yang yakin indeks akan tembus 4.260. Mereka mempredeksi angka itu baru akan tercapai pada bulan Desember.

Tapi, seperti kita saksikan bersama, Jum’at pekan lalu indeks ditutup di level 4.262,56. Rekor baru ini tak lepas dari semakin aktifnya investor asing dalam melakukan pembelian. Selama bulan September, dana asing yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat mencapai Rp9,35 triliun. Kalau tak ada kejadian besar yang bernuansa negatif, banjir dana asing ini diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan.

Positif atau negatifnya sentimen yang bakal memengaruhi perdagangan saham pekan ini agaknya masih didominasi oleh faktor eksternal. Seperti kejelasan stimulus yang diluncurkan oleh sejumlah bank sentral, mulai dari European Central Bank (ECB), The Fed, Bank of Japan, hingga Poeple's Bank of China (PBoC).

Isu-isu makro ekonomi, seperti data tenaga kerja Amerika dan krisis utang Eropa, juga masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini. Faktor lain yang patut diperhatikan adalah sengketa antara China, Jepang, dan Taiwan atas pulau Diaoyu di kawasan Laut China Timur. “Sementara di dalam negeri masih minim sentimen positif,” kata Purwoko Sartona, analis dari Panin Securities.

Salah satu yang mungkin bisa berpengaruh ke pasar dari dalam negeri adalah rilis inflasi September yang akan diumumkan BPS pada 1 Oktober. Angkanya sudah diprediksi lebih rendah dari bulan sebelumnya, sehingga bisa jadi katalis positif bagi pergerakan indeks. Jika inflasi rendah atau bahkan terjadi deflasi, bisa jadi indeks akan bergerak ke atas. “Kami memperkirakan inflasi September lebih rendah dari bulan sebelumnya,” kata Purwoko.

Tapi, menurut Purwoko, investor sebaiknya tidak grasa-grusu melakukan koleksi. Soalnya, secara teknikal, IHSG mestinya akan bergerak sideways dalam sepekan ke depan dengan kecenderungan melemah. Alasannya, ya itu tadi, belum ada sentimen yang benar-benar kuat untuk mendukung penguatan indeks lebih jauh.

Berdasarkan fakta itulah, Purwoko meramalkan indeks baru akan naik perlahan di pekan kedua Oktober. Sedangkan untuk minggu ini, ia memasang pergerakan IHSG akan berada di rentang 4.160–4.290. Kecuali jika data inflasi yang diumumkan BPS memuaskan dan faktor eksternal meniupkan sentimen positif. Kalau itu terjadi, Purwoko yakin, IHSG akan sukses menembus 4.300.

Dalam kondisi seperti ini, ketika sentimen eksternal masih berpengaruh besar, investor disarankan menomor-duakan saham-saham komoditas. Itu lantaran pergerakan harganya yang masih tidak menentu.

Sebaliknya, rekomendasi positif diberikan kepada saham-saham properti dan infrastruktur. “Pertimbangannya, saham-saham tersebut baru menguat, sehingga cocok untuk trading jangka pendek,” kata Purwoko. Dari sektor properti, ia menunjuk saham terbitanm Pakuwon Jati (PWEON), MDLN dan APLN sebagai pilihan.

Sedangkan di sektor infrastruktur, pilihannya jatuh pada ADHI dan TOTL. Selain itu, saham semen (terutama SMGR) sebagai pendukung properti dan infrastruktur juga layak dibeli. Hanya saja, Purwoko memberi catatan, rekomendasi trading buy tersebut cuma berlaku untuk perdagangan di awal pekan (Senin dan Selasa). “Untuk hari berikutnya masih perlu di review ulang,” ujarnya.

Prediksi akan terjadinya penguatan juga diungkapkan oleh Tommy Yu, technical analyst dari Jsxpro.com. Menurutnya, selama dua minggu terakhir, indeks berada dalam tren konsolidasi dengan kecenderungan melemah. Nah, kini ia melihat adanya potensi pembalikan indeks untuk menembus level resistance di 4.265. Bahkan bukan mustahil IHSG akan bergerak di kisaran 4.300–4.335. “Pekan ini akan menguat,” ujarnya optimistis.

Saham yang bisa dicermati di pekan depan, menurut perhitungan Tommy, adalah terbitan PT Unilever Indonesia (UNVR), Global Mediacom (BMTR), Kobexindo Tractors (KOBX) dan PT Harum Energy (HRUM).
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5076 seconds (0.1#10.140)