Pengusaha kurang optimal gunakan TI

Minggu, 14 Oktober 2012 - 14:00 WIB
Pengusaha kurang optimal gunakan TI
Pengusaha kurang optimal gunakan TI
A A A
Sindonews.com - Pemerintah menilai, penggunaan teknologi informasi (TI) masih kurang dioptimalkan oleh para pelaku industri nasional, terutama dalam mengembangkan produk dan merambah pasar global.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Chatib Basri mengatakan, kurang optimalnya penggunaan teknologi informasi tersebut menyababkan produk-produk industri yang dihasilkan kurang inovatif, sehingga berdampak terhadap ekspor. Padahal, menurut dia, teknologi informasi saat ini merupakan elemen paling penting dalam mendukung pengembangan produk serta perluasan pasar.

“Negara yang mengoptimalkan penerapan teknologi informasi dalam pengembangan pasar, terbukti mampu menghasilkan produk-produk unggul yang diakui di dunia,” kata Chatib dalam seminar bertajuk "Unlocking Indonesia Digital Future" di Jakarta.

Menurutnya, apabila penggunaan teknologi informasi bisa dioptimalkan dengan baik, maka bisa mendorong daya saing industri serta perekonomian nasional.

Dia menambahkan, konsumen kelas menengah di pasar domestik saat ini lebih memilih produk impor yang telah mengadopsi inovasi teknologi informasi dibandingkan produk lokal yang berteknologi standar. Padahal, potensi konsumen kelas menengah di Indonesia saat ini sudah mencapai 45 juta hingga 60 juta orang.

“Sepuluh tahun lagi mungkin saja bisa mencapai 135 juta. Bayangkan, mereka adalah konsumen produk yang memiliki daya beli. Ini mempercepat pertumbuhan industri,” ucapnya.

Chief Research and Strategy Officer Microsoft Corporation Craig Mundie mengatakan, transformasi teknologi informasi merupakan bagian penting dalam memperkuat daya saing suatu negara. Industri kreatif, perdagangan dan sektor-sektor ekonomi lainnya di Indonesia, kata Chatib, berpeluang terus dikembangkan.

“Dengan TI, kesempatan yang ada dapat terealisasikan. Di kalangan pemerintah sendiri, dengan pemerintah yang saling terhubung, transparan dan modern, maka efisiensi dan efektifitas dalam melayani masyarakat dapat terwujud,” katanya.

Dia menambahkan, ada empat hal utama yang bisa mendorong daya saing suatu negara. Pertama, transformasi pendidikan. Kedua, mengembangkan kewirausahaan.

“Ketiga adalah menghubungkan Indonesia, dan kunci yang keempat adalah membuat sebuah pemerintahan yang terhubung dan transparan,” tandasnya. (mai)
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6090 seconds (0.1#10.140)