Imbas krisis, SAS berjuang hindari kebangkrutan

Selasa, 20 November 2012 - 10:26 WIB
Imbas krisis, SAS berjuang hindari kebangkrutan
Imbas krisis, SAS berjuang hindari kebangkrutan
A A A
Sindonews.com - Maskapai penerbangan Skandinavia, SAS, telah mencapai kesepakatan dengan dua serikat pekerja Norwegia guna menghindari kebangkrutan.

Akan tetapi, SAS masih harus menggelar pembicaraan yang sama dengan serikat pekerja lainnya. Pembicaraan tersebut dilakukan SAS guna mendapat persetujuan dari serikat pekerja yang mewakili pilot dan awak kabin di Swedia, Denmark dan Norwegia terhadap rencana pemangkasan biaya dan pengurangan jumlah karyawan.

Sebelumnya maskapai SAS telah mengumumkan, rencana pemotongan gaji hingga 17 persen, pemangkasan jumlah karyawan sekitar 9.000 dari 15.000 orang dan pengurangan biaya akibat terhantam persaingan dari maskapai berbiaya rendah seperti Ryanair dan Norwegian Air Shuttle.

“Kami telah menemukan kesepakatan dengan serikat pekerja terhadap pemotongan upah,perubahan jam kerja dan usia pensiun, namun pembiaraan masih dilakukan pada Senin (19/11),” ujar SAS dalam pernyataan resmi dikutip BBC, kemarin.

Juru bicara SAS Elisabeth Manzi mengungkapkan, perusahaan telah menandatangani kesepakatan dengan awak kabin Norwegia dari serikat SNK dan NKS. Namun, mereka masih harus menggelar pembicaraan lebih lanjut dengan enam serikat pekerja yang tersisa.

Menanggapi hal itu Chief Operating Officer (COO) SAS Flemming Jensen mengutarakan, pihaknya sangat senang bahwa telah mencapai kesepakatan pertama dengan SNK.

“Kami memiliki mandat perundingan yang sangat sempit, di mana perjanjian ini harus berada dalam frame tersebut,” imbuh dia.

Pada saat yang sama analis mempertanyakan, langkah tersebut akan menjamin independensi dari maskapai dalam jangka panjang sebagai struktur yang dirancang lebih guna mengamankan lapangan pekerjaan dan solidaritas daripada menghasilkan keuntungan.

Lebih lanjut Manzi mengatakan, saat ini SAS masih terlibat dalam tahapan negosiasi cukup intens, namun pihaknya tidak mengetahui berapa lama hal tersebut akan berlangsung. “Kami berharap akan mencapai kesepakatan sehingga dapat melanjutkan bisnis seperti semula,” tuturnya.

Kantor berita Reuters melaporkan, pemotongan yang dilakukan SAS bertujuan untuk kelangsungan masa depan perusahaan. Saat ini timbul kekhawatiran bahwa kurangnya kesepakatan mungkin mengarah kepada pengajuan kepailitan oleh SAS. Namun Manzi memastikan hal tersebut tidak akan terjadi. “

Situasi saat ini sangat serius bagi SAS. Merupakan tanggung jawab kami sebagai perusahaan guna mengamankan aset serta staf pesawat dengan memberikan uang tunai kepada karyawan untuk akses ke hotel jika kebangkrutan benar terjadi,” ungkap dia.

Sementara itu, kelompok serikat pekerja menyatakan bersedia memenuhi semua tuntutan maskapai. “Kami telah berkompromi dengan SAS mengenai semua hal seperti upah, pensiun dan produktivitas,” pungkas Chairman Danish Pilot Union, Lars Bjorking.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0012 seconds (0.1#10.140)