Didukung sentimen positif, IHSG diproyeksi menguat

Selasa, 15 Januari 2013 - 08:13 WIB
Didukung sentimen positif, IHSG diproyeksi menguat
Didukung sentimen positif, IHSG diproyeksi menguat
A A A
Sindonews.com - Positifnya pesisi terakhir indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari kemarin didukung sentimen positif dari dalam dan luar negeri, sehingga memberi harapan IHSG untuk kembali menguat pada perdagangan hari ini.

"Pada perdagangan Selasa (15/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.304-4.316 dan resistance 4.395-4.413," terang Kepala Riset Trust Securitie, Reza Priyambada, Selasa (15/1/2013).

Berpola bullish ladder bottom dan di atas middle bollinger bands (MBB). MACD tertahan
penurunannya setelah terbentuk death cross dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic tertahan pelemahannya dan mencoba upreversal dari area oversold.

"Dengan terbentuknya pola teknikal tersebut diharapkan mampu membuka peluang penguatan berikutnya serta dapat bertahan di zona positif. Namun demikian, tentunya hal ini juga harus didukung dengan sentimen positif yang ada," simpul Reza.

Pada perdagangan hari Senin kemarin, positifnya bursa saham Asia yang diikuti dengan hijaunya pembukaan Bursa Eropa membuat IHSG betah di zona hijau selama perdagangan dan bahkan naik cukup signifikan. Pelaku pasar kembali memanfaatkan kondisi positif tersebut untuk akumulasi beli secara bertahap saham-saham yang telah dinilai oversold karena tekanan jual selama 4-5 hari berturut-turut.

"Sentimen positif dari Asia, terutama dari China yang memberi kesempatan lebih besar bagi pemodal asing untuk berinvestasi membawa angin segar dan berimbas positif bagi IHSG
serta dapat menghalau sentimen negatif dari depresiasi nilai tukar rupiah," kata Reza.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.382,50 (level tertingginya) jelang akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.313,96 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.382,50.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi tercatat naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan nilai transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Pergerakan nilai tukar rupiah kembali melemah tipis setelah rilis penilaian BI, dimana pelemahan rupiah disebabkan lonjakan konsumsi BBM yang membuat pemerintah terpaksa mengimpor. Besarnya volume impor ini menyebabkan permintaan terhadap USD tinggi, sehingga meningkatkan nilai tukarnya.

Di sisi lain, pelemahan rupiah tertahan dengan kabar dari komentar salah satu petinggi The Fed yang bernada pelonggaran moneter. Pejabat tersebut menilai program QE yang dikucurkan The Fed bisa menstimulasi pertumbuhan ekonomi AS lebih lanjut dan tidak akan membuat inflasi naik signifikan.

Setidaknya komentar dari petinggi The Fed itu bisa mengurangi kekhawatiran penarikan stimulus The Fed yang lebih cepat. Adanya intervensi dari BI senilai USD50 juta juga mampu menghambat rupiah terdepresiasi.

Bursa saham Asia menghijau setelah kabar positif dari pemerintahan China yang memberi kesempatan lebih besar kepada pemodal asing untuk berinvestasi di pasar keuangan China.

Dengan kata lain, China meningkatkan kuota untuk investor berkualitas untuk berinvestasi di China atau dikenal dengan nama Renmimbi Qualified Foreign Institutional Investors (RQFII) dan Qualified Foreign Institutional Investor programs.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1989 seconds (0.1#10.140)