Wapres Sebut 3,5 Miliar Penduduk Dunia Akan Alami Kelangkaan Air di 2025

Senin, 14 Maret 2022 - 14:20 WIB
loading...
Wapres Sebut 3,5 Miliar Penduduk Dunia Akan Alami Kelangkaan Air di 2025
Kelangkaan air mengancam kehidupan manusia ke depannya. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin mengatakan bahwa air merupakan sumber daya alam mendasar yang menopang kehidupan manusia. Air juga merupakan sumber daya penentu tercapainya pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.

Baca Juga: Ultah ke-77, Wapres Ma'ruf Amin Kaget Dapat Ucapan Selamat dari Pilot

Seiring pertumbuhan penduduk dan ekspansi ekonomi, yang sangat cepat selama beberapa dekade terakhir, penggunaan air di abad 21 meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk.

"Akibatnya terjadi kesenjangan antara ketersediaan air dan kebutuhan air, sehingga menyebabkan krisis air yang serius di dunia. Meskipun 71% bumi tertutup oleh air, hanya sekitar 13% air tawar yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi lebih dari 7 miliar manusia," ujar Maruf dalam sambutannya di 2nd Asia International Water Week (AIWW) 2022 di Labuan Bajo, Senin(14/3/2022).

Sekitar dua pertiga dari jumlah populasi penduduk dunia mengalami kelangkaan air yang parah setidaknya dalam 1 bulan setiap tahun. Selain itu, lebih dari 2 miliar orang hidup di negara yang persediaan airnya tidak mencukupi.



"Diperkirakan di tahun 2025, setengah dari populasi dunia akan mengalami kelangkaan air atau water scarcity. Di tahun 2030, sekitar 700 juta orang dapat mengungsi karena kelangkaan air lebih lanjut. Dan pada tahun 2040, kira-kira 1 dari 4 anak di seluruh dunia akan tinggal di daerah yang tingkat kesulitan mendapatkan airnya sangat tinggi," ungkapnya.

Maruf menjelaskan, sebagai rumah bagi 60% populasi dunia, kawasan Asia Pasifik hanya memiliki 36% sumber daya air. Tingkat ketersediaan air perkapitanya terendah di dunia, dan masalah tersebut diperburuk dengan tingkat pencemaran air yang tinggi dengan lebih dari 80% air limbah yang dihasilkan di negara-negara berkembang di kawasan tidak diolah.



"Masalah lain adalah pengambilan air tawar yang tidak berkelanjutan, melebihi setengah dari total persediaan air. Sementara penelitian menunjukkan bahwa penggunaan air tanah akan meningkat 30% per tahun 2050," tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2049 seconds (0.1#10.140)