Balada Minyak Goreng Curah: Sempat Akan Dilarang, Kini Malah Kembali Dibangkitkan

Rabu, 23 Maret 2022 - 10:34 WIB
loading...
Balada Minyak Goreng...
Minyak goreng curah yang sempat bakal dilarang, justru kini menjadi opsi bagi masyarakat ketika harga minyak goreng kemasan melonjak tinggi usai pemerintah mencabut kebijakan HET. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Minyak goreng curah yang sempat bakal dilarang, justru kini menjadi opsi bagi masyarakat ketika harga minyak goreng kemasan melonjak tinggi usai pemerintah mencabut kebijakan HET (harga eceran tertinggi) . Pemerintah berbalik memberikan subsidi kepada minyak goreng curah, dengan harga dipatok tidak boleh di atas Rp14.000 per liter.



Padahal peredaran minyak curah pada era Menteri Perdagangan sebelumnya Enggartiasto Lukita sempat bakal dilarang. Pada tahun 2019 lalu alasan wacana penghentian peredaran minyak curah dikarenakan faktor kesehatan. Namun saat ini pemerintah menjadikan opsi tunggal di tengah kondisi minyak kemasan yang sedang mahal.

Jika melirik sisi kesehatannya, Dokter Ahli Gizi Masyarakat, Tan Shot Yen mengatakan, minyak curah sangat tidak direkomendasikan untuk dijadikan barang konsumsi untuk masyarakat. "Kita tidak pernah tahu minyak curah itu dari mana asal usulnya, sampai hari ini belum ada yang menguraikan komposisinya di laboratorium," ujarnya kepada MNC Portal, Selasa (22/3/2022).

Selain itu dengan mahalnya harga minyak berpotensi untuk masyarakat akan mencari alternatif atau penghematan. Misalnya dengan menggunakan minyak tersebut berkali-kali. Cara tersebut kemungkinan bukan hanya di lakukan oleh para pelaku rumah tangga, namun bisa juga digunakan para pelaku usaha yang tentunya memiliki dampak lebih luas dari sisi kesehatan untuk masyarakat.

"Misalnya motor saja, menggunakan oli bekas atau oli yang sudah digunakan sebelumnya. Bagaimana dampaknya kepada mesin? Bagaimana tubuh manusia jika mengonsumsi minyak yang sudah digunakan sebelumnya," kata Tan Shot Yen.

Selain itu Tan Shot Yen juga menjelaskan, dampak lebih lanjut dari sisi kesehatan ketika terlalu banyak mengonsumsi minyak curah maupun minyak goreng kemasan yang digunakan secara berulang. Menurutnya jika yang digoreng adalah produk-produk nabati, maka bisa muncul akrilamida sebuah zat yang berbahaya untuk kesehatan.



Sedangkan produk yang digoreng oleh hewani, maka akan muncul polisklik aromatic hidrokarbonnya dan senyawa amines. Tan Shot Yen menjelaskan, keduanya jika di konsumsi rutin dalam berbagai jenis makanan lambat laun berisiko karisnogenik, atau senyawa yang bisa menyebabkan kanker dalam tubuh manusia.

"Itu risiko kanker di depan mata, risiko penyakit stroke, hipertensi, diabetes didepan mata, terus kalau masyarakat sakit yang rugi siapa," pungkas Tan Shot Yen.

Tan Shot Yen menambahkan, mengonsumsi minyak kemasan dengan jumlah yang tinggi saja sudah membahayakan untuk tubuh manusia. Apalagi jika masyarakat banyak mengonsumsi minyak curah, yang saat ini menjadi pilihan tunggal minyak termurah.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1227 seconds (0.1#10.140)