Ini alasan Hatta rekomendasikan Agus Martowardojo

Senin, 25 Februari 2013 - 13:24 WIB
Ini alasan Hatta rekomendasikan Agus Martowardojo
Ini alasan Hatta rekomendasikan Agus Martowardojo
A A A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengakui bahwa pencalonan Agus Martowardojo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Keuangan, untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI) tidak lepas dari perannya.

Hatta adalah salah satu orang yang merekomendasikan nama Agus pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Seperti diketahui, nama Agus Martowardojo diajukan SBY ke DPR RI sebagai calon tunggal Gubernur BI.

Hatta menilai Agus memiliki pengetahuan yang amat mumpuni dalam bidang perbankan maupun sektor riil. "Saya akan kasih alasan normatif dan subjektif. Beliau menguasai sektor perbankan dan riil," ujar Hatta usai memimpin Rapat Koordinasi di Kantornya, Jakarta, Senin (25/2/2013).

Selain itu, Hatta menilai Agus amat paham dengan kebijakan-kebijakan BI. Pasalnya, kebijakan BI ikut dibahas bersama dengan Menkeu dalam rapat-rapat koordinasi. "Menkeu ikut membahas program-program BI dan ikut mengetahui masa transisinya. Kami lakukan rapat koordinasi dengan BI dan mengetahui itu," imbuhnya.

Lebih lanjut, menteri yang juga Ketua Umum PAN ini yakin DPR akan menyetujui penunjukan Agus sebagai Gubernur BI periode 2013-2018. Sebelumnya, SBY pernah mencalonkan Agus untuk menjadi Gubernur BI pada tahun 2008, namun saat itu DPR menolak.

"Jangan asumsikan akan ditolak lagi, kan pasti ada perkembangannya. Semua aspek ditimbang, semua yang diusulkan pasti ada pertimbangannya," pungkas Hatta.

Bertentangan dengan Hatta, sebelumnya Pengamat ekonomi Faisal Basri berpendapat, pencalonan Agus Martowardojo sebagai Gubernur BI kurang tepat.

Faisal menilai Agus belum memiliki kapabilitas untuk memimpin BI karena pengetahuannya mengenai kebijakan moneter masih kurang. Pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia perbankan tidak aplikatif untuk BI.

"Bank Indonesia itu bukan agregasi dari bank-bank yang ada. Jadi Bank Indonesia itu bukan Bank Mandiri, BNI, BRI digabung. Central bank itu punya logika yang berbeda butuh kemampuan yang berbeda," ujar Faisal, baru-baru ini.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9494 seconds (0.1#10.140)