Empat pabrik rampung, Pupuk Indonesia hemat Rp2 T

Senin, 08 April 2013 - 11:54 WIB
Empat pabrik rampung, Pupuk Indonesia hemat Rp2 T
Empat pabrik rampung, Pupuk Indonesia hemat Rp2 T
A A A
Sindonews.com - PT Pupuk Indonesia Holding membangun empat pabrik pupuk baru. Dengan rampungnya pembangunan empat pabrik pupuk tersebut, diperkirakan nilai penghematan yang bisa dihasilkan untuk energi nasional mencapai USD210 juta atau setara Rp2,05 triliun.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Arifin Tasrif menuturkan, Pupuk Indonesia Holding akan membangun empat pabrik pupuk baru, dimana dua pabrik sudah terlaksana.

"(Yang sudah terlaksana) Satu pabrik pupuk di Kaltim (Kalimantan Timur) V dan satu Pabrik Pusri II-B," kata dia dalam keterangannya, Senin (8/4/2013).

Sementara dua pabrik pupuk lainnya, yang akan segera menyusul berlokasi di Pulau Jawa adalah Petrokimia Gresik dan Kujang 1 B. Pabrik tersebut akan menggantikan sekitar 50 persen pabrik yang ada, dengan kapasitas mencapai 3,5 juta ton.

Pabrik baru ini diklaim akan lebih hemat energi. Arifin menjelaskan, dengan rampungnya empat pabrik pupuk tersebut, maka akan memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi energi nasional, dengan estimasi penghematan sekitar USD210 juta/tahun.

Nilai investasi pembangunan empat pabrik tersebut mencapai Rp24 triliun, dengan nilai investasi per pabrik diperkirakan Rp6 triliun. Pabrik Kaltim V sudah mulai dibangun pada September 2011 dan akan rampung pada Juni 2014.

Sementara Pabrik Pusri II B baru diresmikan pemancangan tiang pertama (ground breaking) oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan di Palembang, Sumatera Selatan, pagi tadi. Pabrik ini merupakan proyek terbesar setelah 20 tahun.

Pabrik Pusri II B milik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) merupakan revitalisasi pabrik yang sudah dibangun sejak 1974. Pabrik hasil revitalisasi tersebut akan memiliki kapasitas produksi sebesar 990 ribu ton/tahun dan menghasilkan gas sebesar 25 MMBTU dan diperkirakan akan rampung pada akhir 2015.

Adapun nilai proyek pembangunan pabrik ini mencapai USD561 juta, dengan sumber pendanaan berasal dari tujuh konsorsium perbankan. Tujuh konsorsium bank itu, yakni bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, BJB, Bank Sumsel Babel dan UOB Indonesia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5334 seconds (0.1#10.140)