IATA Mencatatkan Laba Bersih USD9,4 Juta di Kuartal Pertama 2022

Kamis, 21 April 2022 - 08:01 WIB
loading...
IATA Mencatatkan Laba Bersih USD9,4 Juta di Kuartal Pertama 2022
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) akhirnya mencatatkan laba bersih setelah bertahun-tahun merugi. Peningkatan kinerja tersebut merupakan hasil dari langkah strategis Perseroan mengakuisisi PT BCR. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) akhirnya mencatatkan laba bersih setelah bertahun-tahun merugi. Peningkatan kinerja tersebut merupakan hasil dari langkah strategis Perseroan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan pemilik 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Tahun 2021 adalah tahun yang berbeda. Kita melihat perubahan drastis yang dilakukan negara dan orang- orang bersedia untuk beradaptasi dengan apa yang sekarang dikenal sebagai new normal. Sentimen yang sama dirasakan oleh managemen dan para pemegang saham dimana kami mengambil lompatan untuk mengubah Perseroan menjadi perusahaan energi," ujar Executive Chairman of MNC Group, Hary Tanoesoedibjo.



"Hal ini merupakan keputusan yang tepat dan kami dengan bangga mengumumkan bahwa harga yang dibayarkan memperoleh hasil. Sekarang, IATA berkembang pesat. Baru-baru ini, Perseroan memperluas portofolio energi masuk ke sektor minyak dan gas. Kami berharap dapat menjajaki peluang investasi lain di sektor energi, seperti sumber daya terbarukan, dan Perseroan akan siap membantu bangsa dalam membangun masa depan yang lebih hijau ketika saatnya tiba," lanjutnya.

Pada kuartal pertama 2022, IATA mencatatkan, pendapatan sebesar USD40,4 juta, naik 2.543% dibandingkan USD1,5 juta pada kuartal yang sama tahun lalu. Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA Perseroan juga mengalami peningkatan tajam dari negatif EBITDA USD0,3 juta menjadi positif EBITDA USD23,5 juta.



Untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar USD9,4 juta pada Q1 -2022. Bahkan kinerja keuangan pada Q1-2022 Perseroan masih lebih unggul dibandingkan dengan kinerja keuangan FY-2021, untuk diketahui BCR baru tercatat dalam laporan keuangan IATA mulai 1 Desember 2021.

Untuk tahun buku 2021, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD17,2 juta, EBITDA sebesar USD4,6 juta, dan rugi bersih sebesar USD0,5 juta.

Kinerja Operasional PT Bhakti Coal Resources

BCR mencatatkan, peningkatan produksi pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal I tahun lalu. Pada Q1-2022, BCR mencapai total produksi 852.322 MT, naik 95,4% QoQ dibandingkan dengan 436.251 MT pada kuartal yang sama tahun lalu.

Dibandingkan dengan Q4-2021, produksi BCR meningkat 13,3% dari 752.299 MT. PMC menyumbang 66.9% dari total produksi BCR kuartal I ini. Produksi pada tahun 2022 diperkirakan masih akan terus meningkat dengan penambahan 2 area tambang baru di PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE) yang akan beroperasi mulai kuartal kedua tahun ini.

Penjualan batu bara juga meningkat seiring peningkatan produksi. Perseroan mencatat penjualan sebesar 823.543 MT pada Q1-2022, naik 70,3% QoQ dibanding 483.719 MT pada kuartal yang sama tahun lalu. China, India, Vietnam, Thailand dan Malaysia merupakan negara tujuan ekspor batu bara Perseroan.

Peningkatan produksi ini memanfaatkan momentum tingginya permintaan dan harga batu bara di pasar internasional. Peningkatan ini tidak luput dari beberapa hal:
1. Harga gas dan minyak yang tinggi sehingga banyak yang beralih ke batu bara.
2. Embargo komoditas energi Rusia akibat invasi Rusia ke Ukraina.
3. Energi yang terbarukan masih belum dapat diandalkan untuk menggantikan peran batu bara.
4. Pemulihan ekonomi pasca pelonggaran lockdown Covid-19.

Tentang BCR, Bisnis Utama IATA yang Baru

Diakuisisi pada akhir tahun 2021, PT Bhakti Coal Resources (BCR) merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

BCR menargetkan produksi sebesar 7,8 juta MT pada tahun 2022 dari ke empat IUP yang dimiliki PT Putra Muba Coal (PMC), PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), PT Arthaco Prima Energi (APE) dan PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE).

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)