Uni Eropa Terpecah Soal Bagaimana Menjauh dari Energi Rusia

Rabu, 04 Mei 2022 - 07:43 WIB
loading...
A A A
Simson mengulangi pandangan Komisi Eropa bahwa membayar gas dalam rubel akan menjadi pelanggaran sanksi dan tidak dapat diterima. Dia mengatakan, negara-negara anggota sedang membangun persediaan penyimpanan gas sebelum musim dingin.

Sementara itu Kepala Penelitian Minyak dan Gas di Investec, Nathan Piper mengutarakan kepada BBC, bahwa cukup jelas bila Uni Eropa ingin menjauh" dari minyak dan gas Rusia. Tetapi Ia menambahkan kurangnya persatuan disebabkan oleh "kemampuan yang berbeda masing-masing negara untuk benar-benar mewujudkannya".

Eropa mendapat sekitar 40% gas alamnya dari Rusia, yang juga merupakan pemasok minyak utama blok itu. Tetapi beberapa negara lebih bergantung pada bahan bakar fosil Rusia daripada yang lain, sehingga pemotongan pasokan yang tiba-tiba dapat memiliki dampak ekonomi sangat besar.



Misalnya, Jerman saat ini mendapat sekitar 25% dari minyaknya dan 40% gasnya dari Rusia, Slovakia dan Hongaria masing-masing menerima 96% dan 58% dari impor minyak mereka dari Rusia tahun lalu, menurut Badan Energi Internasional.

Menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan, negaranya telah "berhasil mencapai situasi di mana Jerman mampu menanggung embargo minyak dan berada di jalur untuk melakukan hal yang sama pada pasokan gas,".

"Namun negara-negara lain membutuhkan sedikit lebih banyak waktu," tambahnya.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan, bahwa kompromi terhadap larangan blok sedang dipertimbangkan, terutama untuk negara-negara seperti Hongaria dan Slovakia.

(akr)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1775 seconds (0.1#10.140)