2 Penemuan Harta Karun yang Mencengangkan, Ada Miliaran Ton Emas di Dekat Bali

Jum'at, 27 Mei 2022 - 14:39 WIB
loading...
A A A
Sebagaimana diketahui, lumpur Lapindo bermula dari semburan lumpur panas dari pertambangan milik PT Lapindo Brantas.

Lumpur menyembur sejak 29 Mei 2006 atau dua hari setelah gempa bumi besar di Yogyakarta dan terus meluas hingga menggenangi kawasan sekira 800 hektar dan menenggelamkan 16 desa.

Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan, lumpur Lapindo mempunyai sejumlah potensi di dalamnya. Diketahui, di dalam lumpur Lapindo di Sidoarjo ini tersimpan potensi harta karun berupa logam tanah jarang yang dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan baterai listrik.



Temuan logam tanah jarang ini terbilang penting lantaran ke depannya semua kendaraan harus bebas emisi, sehingga mobil listrik lebih banyak digunakan.

Logam tanah jarang juga digunakan pada bidang tertentu seperti bidang meterologi guna pembuatan pesawat luar angkasa hingga semi konduktor. Logam tanah jarang ini disebut sebut jauh lebih mahal daripada emas serta platina.

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM 2009-2020, logam tanah jarang terdapat di di sejumlah daerag. Di antaranya di Tapanuli, Sumatera Utara sekitar 20.000 ton.

Kemudian, di Bangka Belitung terdapat mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang. Mineral monasit ini ditemukan bersama endapan timah sekitar 186.000 ton.

Menurut Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, studi terkait kandungan logam jarang itu telah dilakukan sejak 2020.

Hasil studi menyebutkan, terdapat kandungan logam tanah jarang yang sangat langka. Namun, belum diketahui secara rinci jumlahnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2007 seconds (0.1#10.140)