Cuan Banget! Bank Mandiri Sumbang Laba BUMN Sebesar Rp28,03 Triliun 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, kinerja badan usaha milik negara (BUMN) kian cemerlang. Hal ini merupakan bentuk komitmen BUMN untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional setelah diterpa ketidakpastian akibat Covid-19.
Hasilnya, sepanjang tahun 2021 BUMN mencatat total laba sebesar Rp126 triliun. Komitmen ini juga diwujudkan oleh Bank Mandiri lewat perolehan laba bersih sepanjang tahun 2021 yang menembus Rp28,03 triliun secara konsolidasi.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan, realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 66,83 persen secara tahunan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp16,8 triliun. "Kami sangat mengapresiasi konsistensi Pemerintah khususnya BUMN dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional untuk menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri," ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (13/6/2022).
Performa cemerlang ini lanjut Rohan, juga terus berlanjut di tahun 2022. Bahkan, Bank Mandiri mampu mencatat pertumbuhan laba bersih tertinggi di jajaran bank KBMI IV secara bank only dengan realisasi laba sebesar Rp 12,1 triliun, tumbuh 78,1 persen secara year on year (YoY) per akhir April 2022.
"Pertumbuhan tersebut tentunya tidak terlepas dari konsistensi Bank Mandiri dalam menjaga optimisme dengan memaksimalkan potensi dan peluang yang ada," ujarnya.
Kemampuan Bank Mandiri dalam mencetak laba juga tidak terlepas dari fungsi intermediasi yang dijaga optimal. Tercermin dari pertumbuhan kredit di akhir April 2022 yang berhasil tumbuh sebesar 12,2% secara YoY, jauh di atas rata-rata industri.
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri, juga disertai dengan kualitas aset yang terjaga optimal. "Hasilnya, sampai dengan akhir kuartal I 2022 Bank Mandiri mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,74 persen atau menurun dari periode setahun sebelumnya sebesar 3,30 persen," imbuh Rohan.
Perbaikan dari sisi kualitas kredit ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga April 2022, nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 telah menuju ke angka Rp606,39 triliun.
Posisi ini sudah jauh lebih rendah, dari level tertingginya di akhir tahun 2020 yang menyentuh Rp1.000 triliun. Hal ini menandakan, tingkat kemampuan membayar debitur terus membaik yang diikuti dengan peran perbankan yang mendorong perbaikan kualitas kredit.
Bank Mandiri pun mencatat tren restrukturisasi debitur terdampak Covid-19 kian melandai. Sebab, hingga akhir April 2022 posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri kini menjadi Rp64 triliun.
Hasilnya, sepanjang tahun 2021 BUMN mencatat total laba sebesar Rp126 triliun. Komitmen ini juga diwujudkan oleh Bank Mandiri lewat perolehan laba bersih sepanjang tahun 2021 yang menembus Rp28,03 triliun secara konsolidasi.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan, realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 66,83 persen secara tahunan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp16,8 triliun. "Kami sangat mengapresiasi konsistensi Pemerintah khususnya BUMN dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional untuk menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri," ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (13/6/2022).
Performa cemerlang ini lanjut Rohan, juga terus berlanjut di tahun 2022. Bahkan, Bank Mandiri mampu mencatat pertumbuhan laba bersih tertinggi di jajaran bank KBMI IV secara bank only dengan realisasi laba sebesar Rp 12,1 triliun, tumbuh 78,1 persen secara year on year (YoY) per akhir April 2022.
"Pertumbuhan tersebut tentunya tidak terlepas dari konsistensi Bank Mandiri dalam menjaga optimisme dengan memaksimalkan potensi dan peluang yang ada," ujarnya.
Kemampuan Bank Mandiri dalam mencetak laba juga tidak terlepas dari fungsi intermediasi yang dijaga optimal. Tercermin dari pertumbuhan kredit di akhir April 2022 yang berhasil tumbuh sebesar 12,2% secara YoY, jauh di atas rata-rata industri.
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri, juga disertai dengan kualitas aset yang terjaga optimal. "Hasilnya, sampai dengan akhir kuartal I 2022 Bank Mandiri mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,74 persen atau menurun dari periode setahun sebelumnya sebesar 3,30 persen," imbuh Rohan.
Perbaikan dari sisi kualitas kredit ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga April 2022, nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 telah menuju ke angka Rp606,39 triliun.
Posisi ini sudah jauh lebih rendah, dari level tertingginya di akhir tahun 2020 yang menyentuh Rp1.000 triliun. Hal ini menandakan, tingkat kemampuan membayar debitur terus membaik yang diikuti dengan peran perbankan yang mendorong perbaikan kualitas kredit.
Bank Mandiri pun mencatat tren restrukturisasi debitur terdampak Covid-19 kian melandai. Sebab, hingga akhir April 2022 posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri kini menjadi Rp64 triliun.