SKK Migas Nilai Pertamina Bisa Jadi Panutan dalam Pemberdayaan UMKM

Rabu, 22 Juni 2022 - 19:25 WIB
loading...
SKK Migas Nilai Pertamina...
Salah satu Mitra Binaan Pertamina dari Kota Bandung, Monalisa Collection yang menyulap karung goni menjadi beragam barang cantik bernilai jual tinggi. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung program PT Pertamina (Persero) dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar naik kelas melalui berbagai terobosan seperti mengoptimalkan penggunaan e-commerce dan aplikasi digital. Terobosan tersebut diharapkan bisa diikuti kontraktor lain dalam upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi operasional minyak dan gas.

"Pada prinsipnya kami mendukung program pemberdayaan UMKM melalui sistem digitalisasi, pembinaan kompetensi, bantuan pendanaan untuk meningkatkan produksi dan hal-hal lain yang perlu dilakukan oleh KKKS, terutama Pertamina, dalam melakukan pemberdayaan. Kami berharap cara-cara digitalisasi dalam mendukung UMKM bisa menjadi salah satu terobosan yang diikuti oleh KKKS lain," tutur Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi, yang dikutip Rabu (22/6/2022).



Pemberdayaan Mitra Binaan yang dilakukan Pertamina menurutnya bisa menjadi panutan. Pengembangan UMKM menurut dia sebaiknya menyesuaikan kebutuhan UMKM yang dibina. "Komunikasi dan social mapping kuncinya. Kami juga menjalankan business matching melalui forum kapasitas nasional agar UMKM dapat berkembang dengan baik," papar Erwin.

Program Kemitraan yang dilakukan Pertamina menjadi solusi dari berbagai permasalahan UMKM mulai dari permodalan, administrasi, teknologi dan akses pasar, termasuk di masa pandemi Covid-19. Pertamina sepanjang 1993-2021 telah merangkul lebih dari 65.000 UMKM sebagai Mitra Binaan.

Secara kumulatif, dana untuk UMKM yang telah tersalurkan sebesar Rp4,02 triliun dan sebanyak lebih dari 1,040 juta kapita mendapat manfaat ekonomi langsung dari program kemitraan tersebut.

Di masa sulit akibat pandemi, terutama setelah adanya pembatasan aktivitas masyarakat untuk mencegah penularan, Pertamina memberdayakan sebanyak 176 UMKM Mitra Binaan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menyediakan lebih dari 10.000 produk dukungan berupa produk multivitamin dan herbal, madu, sabun, hand sanitizer, disinfektan, masker dan sebagainya untuk penanggulangan Covid-19. Nilai bantuan yang diberikan kepada UMK tercatat sebesar Rp3,091 miliar.

Pertamina juga mengaktifkan 30 Rumah BUMN (RB) yang membawahi 9.090 Mitra Binaan. Terdapat 420 UMKM mitra RB dengan nilai transaksi sebesar Rp14,071 miliar. Terhadap semua Mitra Binaan tersebut, Pertamina mendorong UMKM naik kelas melewati berbagai program yakni Go Global (peningkatan jangkauan pasar, produksi, dan omzet), Go Online (mampu mengoptimalisasi penggunaan e-commerce), Go Digital (optimalisasi social media, aplikasi digital integrated cash solution), dan Go Modern (optimalisasi mesin guna peningkatan kapasitas).

Salah satu Mitra Binaan Pertamina dari Kota Bandung, Rosita, pemilik Monalisa Collection misalnya, sukses menyulap karung goni menjadi barang-barang cantik yang memiliki nilai jual, nilai guna, dan juga nilai estetika seperti tas, sepatu, kalung, masker, dan berbagai aksesoris pot bunga serta busana muslim.



Produk yang didesain Rosita dibawa Pertamina ke beberapa pameran, salah satunya Inacraft. Saat ini, Rosita sudah mampu menembus pasar luar negeri seperti Korea Selatan, Amerika Serikar dan Uzbekistan. "Rata-rata pendapatan saat ini sebesar Rp25 juta per bulan," katanya.

Mitra Binaan lainnya, SanRah Food yang dikelola Lina Santika Rahmania dari Tangerang Selatan, juga melesat saat pandemi Covid-19. Lina menuturkan pada saat masyarakat tinggal di rumah akibat pandemi, konsumsi olahan makanan beku meningkat. "Semua orang pasti butuh makan. SanRah Food menyediakan alternatif makanan olahan mulai dari daging bebek, daging ayam, sapi, hingga ikan laut," tuturnya.

Berkat bantuan Pertamina, tutur Lina, omzet SanRah Food bisa meningkat menjadi Rp60-70 juta per bulan. Penjualan produk ini melalui jalur online sehingga sudah dapat merambah pasar internasional seperti Malaysia, Hong Kong dan Singapura. "Penjualan secara online melalui marketplace dan media sosial merupakan sebuah kemajuan besar bagi pengusaha UMK seperti saya sehingga dapat bertahan di saat pandemi," jelasnya.

(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1585 seconds (0.1#10.140)