Bursa berjangka targetkan transaksi multilateral tumbuh 100%

Rabu, 20 November 2013 - 21:07 WIB
Bursa berjangka targetkan transaksi multilateral tumbuh 100%
Bursa berjangka targetkan transaksi multilateral tumbuh 100%
A A A
Sindonews.com - PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) menargetkan volume transaksi multilateral bisa mencapai 100 persen. Target ini menyusul rencana penambahan produk yang dapat menarik pelaku pasar.

Direktur BBJ Bihar Sakti Wibowo mengatakan, transaksi multilateral merupakan transaksi komoditi primer di bursa berjangka yang dilakukan oleh banyak penjual dan banyak pembeli. Transaksi ini menghasilkan harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar.

Saat ini pihaknya sedang menunggu perizinan untuk menambah beberapa produk. Produk tersebut terbagi untuk jenis kontrak berjangka yaitu kopi robusta, kopi arabika, kedelai, dan emas gold gram.

Sementara untuk pasar fisik juga akan menambah produk karet dan batu bara. Kontrak tersebut ditargetkan memperoleh perizinan pada akhir tahun ini atau di awal tahun depan.

"Diharapkan nantinya dapat meningkatkan jumlah pelaku pasar. Hingga Oktober pertumbuhan transaksi multilateral sudah mencapai 50,45 persen, dan akhir tahun bisa mencapai 70 persen," ujar Bihar dalam acara Market Review 2013 dan Outlook 2014 Perdagangan Berjangka di Indonesia di Jakarta, Rabu (20/11/2013).

Dia mengatakan, hingga Oktober tahun ini tercatat transaksi mencapai 285.268 lot, sedangkan di akhir tahun lalu mencapai 189.605 lot. Volume rata rata transaksi multilateral di tahun ini ditargetkan bisa melampaui 300 ribu lot. Nilai tersebut akan menjadi transaksi tertinggi per tahun yang dimiliki BBJ.

Sementara itu kontrak berbasis emas mencapai 171.425 lot atau mencapai 60 persen total volume. "Kontrak berbasis produk turunan CPO, yaitu Olein, mencatat 26 persen. Sedangkan kontrak berbasis Kakao menyumbang 14 persen," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, selain layanan kontrak berjangka (futures) dan pasar fisik, BBJ akan melayani perdagangan komoditi syariah. Produk ini ditargetkan dapat diperdagangkan di bulan Desember tahun ini.

Setidaknya terdapat tiga komoditas sebagai permulaan, yaitu kakao, mente, dan kopi. Produk ini akan menjawab kebutuhan perbankan syariah yang melayani kebutuhan perbankan syariah untuk meningkatkan likuiditas mereka.

"Bank-bank syariah membutuhkan underlying asset dalam pinjam meminjam dana untuk meningkatkan likuiditas. Selama ini mereka melakukan transaksi di Malaysia. Ini adalah peluang untuk melakukannya di dalam negeri saja," jelasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5450 seconds (0.1#10.140)