Ramalan BI: Rupiah Paling Mentok Rp14.700 hingga Akhir Tahun Ini

Jum'at, 01 Juli 2022 - 15:40 WIB
loading...
Ramalan BI: Rupiah Paling...
Bank Indonesia memproyeksikan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun di rentang Rp14.300-14.700 per dolar AS. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun 2022 secara rata-rata akan berada di rentang level Rp14.300-14.700 per dolar Amerika Serikat (USD).

"Nilai tukar rupiah di 2022 diprediksi akan mendekati kisaran Rp14.300-Rp14.700 per USD," ujar Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Menteri Keuangan di Jakarta, Jumat (1/7/2022).



Proyeksi ini ditopang adanya defisit transaksi berjalan yang rendah dan cadangan devisa yang mencukupi serta langkah kebijakan stabilitasi nilai tukar rupiah, baik di pasar spot, SBN maupun DNDF.

"Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2022 akan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dalam kisaran 0,5-1,3% dari PDB terutama ditopang oleh harga komoditas global yang tetap tinggi," ungkap Perry.

Untuk mata uang Rupiah selama semester I 2022, hingga tanggal 30 Juni, secara point-to-point mengalami depresiasi sekitar 4,33% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih rendah dari sejumlah negara lain, seperti Thailand 5,39%, Malaysia 5,52%,dan India 5,85%.

"Depresiasi tersebut sejalan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global," ungkap Perry.



Di sisi lain, Perry menekankan bahwa pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif.

"Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makro ekonomi," pungkasnya.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1167 seconds (0.1#10.140)