Industri otomotif Australia hancur

Senin, 10 Februari 2014 - 14:28 WIB
Industri otomotif Australia hancur
Industri otomotif Australia hancur
A A A
Sindonews.com - Industri otomotif di Australia kini hancur lebur. Setelah Ford dan General Motors (GM) menyatakan menutup pabriknya di sana, kini giliran Toyota yang akan meninggalkan Negeri Kanguru.

Seperti dikutip dari AFP, Senin (10/2/2014), sebagai produsen mobil terbesar di dunia, Toyota menyatakan, akan menghentikan produksi kendaraan dan mesin di Australia pada akhir 2017. Keputusan tersebut akan memberhentikan 3.900 pekerja di pabrik Altona, pinggir kota Melbourne dan 150 pekerja unit desain.

Perdana Menteri Tony Abbott sebelumnya telah berupaya melakukan pembicaraan dengan Toyota, membujuk mereka menjaga pabrik dan mencegah keruntuhan total industri manufaktur mobil di Australia.

Berita ini muncul hanya beberapa bulan setelah anak perusahaan General Motors, GM Holden mengatakan akan menutup pabrik manufaktur di Australia pada 2017, dengan mem-PHK 2.900 pekerja.

Pada Mei, raksasa otomotif AS Ford juga mengatakan akan berhenti membuat kendaraan di pabrik-pabrik Australia yang tidak menguntungkan pada 2016, dengan memecat 1.200 pekerja.

"Kami percaya bahwa kita harus terus memproduksi kendaraan di Australia, dan Toyota bersama tenaga kerja di sini telah melakukan usaha. Namun, berbagai faktor negatif, seperti pasar yang sangat kompetitif dan dolar Australia yang kuat, bersama dengan perkiraan penurunan dalam skala total produksi kendaraan di Australia, telah memaksa kami untuk membuat keputusan yang menyakitkan," ujar Presiden Toyota, Akio Toyoda.

Diketahui, Toyota mulai membangun pabrik kendaraan di Australia pada awal 60-an dan menghasilkan sedan Camry terlaris dengan beberapa model sedan lainnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3249 seconds (0.1#10.140)