Digitalisasi Bikin 'Si Kecil' Bisa Akses Pembiayaan Jumbo

JAKARTA - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19. Tak pelak, penjualan mereka menurun bahkan hingga mencapai 0%, dan mereka mengalami kesulitan dalam membayar cicilan pembiayaan.

Meski demikian, tak semua UMKM terkapar. Ada beberapa UMKM yang masih bertahan berkat inovasi digital yang dilakukannya. ( Baca:Menkop Sebut Ekonomi Bisa Pulih Lewat Digitalisasi UMKM )

"Meskipun dampaknya besar terhadap UMKM, kami mencatat ada beberapa UMKM yang bisa memanfaatkan peluang di tengah pandemi untuk bertahan, seperti UMKM yang telah terhubung ke online marketplace," ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki di Jakarta, Senin(29/6/2020).

Teten mengatakan, melihat data Bank Indonesia (BI), semenjak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penjualan e-commerce meningkat hingga 18%. Dari data Katadata pun angkanya melambung dua kali lipat dari data BI.

"Sayangnya, UMKM yang terhubung ke marketplace hanya sebesar 13%. UMKM lainnya sebesar 87% masih beroperasi secara offline," imbuhnya.

Oleh karena itu, menurutnya, transformasi digital UMKM harus dipercepat. "Salah satu jenis UMKM lain yang bisa bertahan adalah yang bisa adaptasi bisnis dan melakukan inovasi produk menyesuaikan permintaan pasar," jelas Teten.

Ia menjelaskan, di era New Normal, bukan hanya tren marketplace, tapi standar produk juga akan dituntut meningkat. Menurut Teten, penting adanya kerja sama antara marketplace dengan pelaku UMKM seperti melakukan pelatihan-pelatihan yang diperlukan.

"Digitalisasi ini bukan hanya untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas, tapi juga mendorong business process yang lebih efisien dan kompetitif. Dengan demikian, mereka bisa mengakses pembiayaan dengan jumlah yang lebih besar," pungkasnya.