Lapor ke SKK Migas, Pertamina Bakal Terapkan Teknologi CEOR di Blok Rokan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) secara resmi mengajukan draf rencana pengembangan (plan of development/POD) dari proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Tahap 1 di Lapangan Minas Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.
Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin mengungkapkan pengembangan CEOR merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) PHR kepada pemerintah untuk meningkatkan cadangan dan produksi dalam periode lima tahun pertama sejak alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu.
"Finalisasi dari rancangan POD ini selanjutnya direncanakan dapat diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan. PHR berencana menjalankan CEOR Tahap 1 melalui injeksi perdana surfaktan di Lapangan Minas sekitar akhir 2025 guna memenuhi tata waktu sesuai KKP," kata dia melalui pernyataan resmi, Selasa (9/8/2022).
Berdasarkan laporan, rencana pelaksanaan pengembangan Tahap 1 mencakup 37 sumur termasuk sumur produksi, injector, observasi, dan disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7 spot inverted irregular. Surfaktan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk melepaskan sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan di reservoir. Surfaktan bekerja menurunkan tegangan antar muka antara minyak bumi dengan air sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak bumi.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan pengembangan CEOR di Minas merupakan salah satu upaya optimalisasi produksi WK Rokan yang masih memiliki potensi besar. "Untuk mendukung proyek ini, SKK Migas juga akan bekerja secara cepat dalam melakukan review serta memberikan persetujuan dokumen POD CEOR tersebut. Secara optimis akan kami selesaikan dalam waktu yang sesingkat mungkin," ujarnya.
Dwi mengatakan bahwa komitmen PHR menjadi salah satu penopang utama long term plan untuk mendukung upaya pencapaian target produksi minyak nasional 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030 mendatang.
"Kami atas nama manajemen SKK Migas juga mengucapkan selamat atas berjalannya satu tahun pengelolaan WK Rokan oleh PHR, di mana dalam prosesnya PHR mampu melakukan aktifitas pengeboran yang masif dan agresif. Ke depan kami berharap PHR juga mampu menjawab tantangan penerapan CEOR di Indonesia dengan memberikan bukti bahwa anak bangsa mampu melakukan hal tersebut di tanah air," tambah Dwi.
Kesinambungan dan keberhasilan penerapan CEOR akan menjadi harapan baru untuk meningkatkan jumlah minyak yang dapat diproduksikan (recovery factor) dari lapangan-lapangan tua di WK Rokan khususnya, dan industri perminyakan di Indonesia pada umumnya. Selain CEOR, optimalisasi potensi WK Rokan ditempuh melalui rencana kerja yang masif dan agresif, di antaranya optimalisasi base production, pengerjaan ulang sumur (workover), pengeboran sumur baru dan sisipan, teknologi injeksi air dan uap, hingga pengembangan potensi Migas Non Konvesional (MNK).
WK Rokan memiliki peran strategis dalam konteks ketahanan energi nasional dan juga kontribusinya terhadap pendapatan negara melalui bagi hasil minyak dan pajak. Saat ini, WK Rokan berkontribusi sekitar seperempat dari total produksi nasional.
Sepertiga dari total produksi minyak Pertamina berasal dari WK Rokan dan seluruh hasil produksi WK Rokan dikirimkan ke kilang-kilang domestik Pertamina untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi di tanah air. Penyerahan dokumen kepada Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dilakukan saat kunjungan kerja di Kompleks PHR di Rumbai, Pekanbaru, Senin (8/8). Kunjungan kerja ini juga bertepatan dengan peringatan satu tahun alih Kelola WK Rokan ke PHR serta inagurasi fasilitas Digital & Innovation Center.
Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin mengungkapkan pengembangan CEOR merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) PHR kepada pemerintah untuk meningkatkan cadangan dan produksi dalam periode lima tahun pertama sejak alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu.
"Finalisasi dari rancangan POD ini selanjutnya direncanakan dapat diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan. PHR berencana menjalankan CEOR Tahap 1 melalui injeksi perdana surfaktan di Lapangan Minas sekitar akhir 2025 guna memenuhi tata waktu sesuai KKP," kata dia melalui pernyataan resmi, Selasa (9/8/2022).
Berdasarkan laporan, rencana pelaksanaan pengembangan Tahap 1 mencakup 37 sumur termasuk sumur produksi, injector, observasi, dan disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7 spot inverted irregular. Surfaktan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk melepaskan sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan di reservoir. Surfaktan bekerja menurunkan tegangan antar muka antara minyak bumi dengan air sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak bumi.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan pengembangan CEOR di Minas merupakan salah satu upaya optimalisasi produksi WK Rokan yang masih memiliki potensi besar. "Untuk mendukung proyek ini, SKK Migas juga akan bekerja secara cepat dalam melakukan review serta memberikan persetujuan dokumen POD CEOR tersebut. Secara optimis akan kami selesaikan dalam waktu yang sesingkat mungkin," ujarnya.
Dwi mengatakan bahwa komitmen PHR menjadi salah satu penopang utama long term plan untuk mendukung upaya pencapaian target produksi minyak nasional 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030 mendatang.
"Kami atas nama manajemen SKK Migas juga mengucapkan selamat atas berjalannya satu tahun pengelolaan WK Rokan oleh PHR, di mana dalam prosesnya PHR mampu melakukan aktifitas pengeboran yang masif dan agresif. Ke depan kami berharap PHR juga mampu menjawab tantangan penerapan CEOR di Indonesia dengan memberikan bukti bahwa anak bangsa mampu melakukan hal tersebut di tanah air," tambah Dwi.
Kesinambungan dan keberhasilan penerapan CEOR akan menjadi harapan baru untuk meningkatkan jumlah minyak yang dapat diproduksikan (recovery factor) dari lapangan-lapangan tua di WK Rokan khususnya, dan industri perminyakan di Indonesia pada umumnya. Selain CEOR, optimalisasi potensi WK Rokan ditempuh melalui rencana kerja yang masif dan agresif, di antaranya optimalisasi base production, pengerjaan ulang sumur (workover), pengeboran sumur baru dan sisipan, teknologi injeksi air dan uap, hingga pengembangan potensi Migas Non Konvesional (MNK).
WK Rokan memiliki peran strategis dalam konteks ketahanan energi nasional dan juga kontribusinya terhadap pendapatan negara melalui bagi hasil minyak dan pajak. Saat ini, WK Rokan berkontribusi sekitar seperempat dari total produksi nasional.
Sepertiga dari total produksi minyak Pertamina berasal dari WK Rokan dan seluruh hasil produksi WK Rokan dikirimkan ke kilang-kilang domestik Pertamina untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi di tanah air. Penyerahan dokumen kepada Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dilakukan saat kunjungan kerja di Kompleks PHR di Rumbai, Pekanbaru, Senin (8/8). Kunjungan kerja ini juga bertepatan dengan peringatan satu tahun alih Kelola WK Rokan ke PHR serta inagurasi fasilitas Digital & Innovation Center.
(nng)