Raksasa Migas AS Sukses Kerek Cadangan Minyak di Tengah Krisis Global

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 10:00 WIB
loading...
Raksasa Migas AS Sukses Kerek Cadangan Minyak di Tengah Krisis Global
AS berhasil meningkatkan cadangan minyak di tengah krisis global. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) yang dipegang oleh 50 perusahaan besar naik 13% selama lima tahun berakhir Desember tahun lalu di tengah guncangan ekonomi global.

Berdasarkan Laporan Ernst & Young, kenaikan tersebut disumbang oleh merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan besar tersebut. Perkiraan cadangan minyak, yang menandakan arah produksi minyak mentah, naik menjadi 31,8 miliar barel pada akhir tahun lalu setelah anjlok pada 2020 karena pandemi Covid-19 memaksa perusahaan energi untuk membatasi aktivitas mereka.

Baca Juga: Tanpa Ladang Baru, Cadangan Minyak RI hanya Sampai 10 Tahun

Mengutip Reuters, cadangan tersebut masih lebih rendah dari level 2019 sebesar 32,5 miliar barel. Adapun perkiraan analis tersebut menggunakan 50 perusahaan publik yang memegang cadangan minyak dan gas terbesar di AS.

Sementara itu, kenaikan cadangan tahun lalu terutama disebabkan oleh perusahaan minyak dan gas independen yang lebih besar yang membeli perusahaan energi swasta dan mengakuisisi cadangan lainnya. Kelompok perusahaan yang diteliti tersebut telah menghabiskan USD94 miliar untuk memperoleh properti yang sudah terbukti dan belum. "Itu secara signifikan melebihi tahun lainnya dalam penelitian ini," kata partner di Ernst & Young Herb Listen.

Laporan itu menyebutkan bahwa tahun lalu anggaran yang disediakan untuk eksplorasi sebesar USD8 miliar terendah dalam tahun-tahun yang diteliti. Tahun lalu cadangan terbesar dipegang oleh ConocoPhillips, Chevron Corp, Exxon Mobil Corp, EOG Resources dan Occidental Petroleum Corp memiliki cadangan AS terbesar 2021. Perdagangan minyak mendekati USD90 per barel kemungkinan akan memacu minat pada produksi baru.



"Tetapi tekanan pada perusahaan untuk membatasi pengeluaran, mengembalikan modal kepada investor, dan mengatasi masalah iklim akan menantang setiap dorongan besar untuk pertumbuhan," kata Listen.

"Perusahaan mungkin merealokasi dana untuk aktivitas minyak AS setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan Exxon dan lainnya keluar dari Rusia," kata David Johnston, yang memimpin praktik Strategi dan Transaksi EY di bidang energi.

Lima tahun ini, produksi minyak tumbuh 27% menjadi 3 miliar barel, atau output tertinggi selama masa studi. Output dari produsen independen besar melonjak sekitar 70% dan output produsen terintegrasi naik 33%. Independen kecil turun 35% selama periode yang sama.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1635 seconds (0.1#10.140)