27 Negara Ikut Pameran Manufaktur di Jatim

Rabu, 11 Juni 2014 - 18:32 WIB
27 Negara Ikut Pameran Manufaktur di Jatim
27 Negara Ikut Pameran Manufaktur di Jatim
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) ingin memperbanyak investor asing masuk untuk berinvestasi. Pemprov menarik negara-negara lain untuk mengikuti pameran manufaktur di Grand City, Surabaya.

Pameran ini digelar mulai 11-14 Juni 2014 dengan jumlah peserta 27 negara yang memamerkan berbagai jenis mesin berteknologi tinggi. Dengan kegiatan ini, pemprov supaya investor asing mau masuk menanamkan investasi di Jatim.

"Ajang ini memiliki manfaat cukup besar bagi Jawa Timur. Terutama untuk menggaet investor asing yang hendak menanamkan modalnya," kata Asisten II Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo, Rabu (11/6/20140.

Dia mengatakan, ajang ini tidak hanya memamerkan produknya belaka. Namun, para pengusaha bisa berkonsultasi terkait peluang usaha. Sebab, ada beberapa industri yang ikut bergabung dan melihat prospek ke depan dalam berinvestasi di Jatim.

"Kita sudah berbicara dengan beberapa industri, mereka menjajakni untuk berinvestasi di sini," ujarnya.

Saat ini iklim investasi di Jatim menunjukan tanda-tanda positif, baik dari sisi lokasi maupun sumber tenaga kerja. Selain itu, juga bahan baku yang dimiliki cukup tersedia.

Meskipun, lanjut dia, Jatim masih mengekspor bahan industri sebesar 83%, sisanya bahan konsumsi. "Saya kira konten lokal harus ditingkatkan dan kita sudah memilikinya," ujarnya.

Pria yang juga pengusaha restauran ini mengatakan, pihaknya berupaya untuk merayu kalangan industri asing agar berinvestasi, minimal konten lokal diperbanyak untuk diproduksi di Jatim.

Hadi mencontohkan, beberapa industri seperti traktor buatan Jepang diupayakan diproduksi massal di Indonesia dengan konten lokal minimal 20%.

Demikian juga dengan grinda yang selama ini buatan Taiwan diharapkan bisa diproduksi dengan menggunakan pasir kuarsa asal Jatim. Karena, pasir yang dimiliki Jatim juga memiliki kualitas yang cukup baik.

"Kami bertekad supaya sebagian produksi diambil dari muatan lokal, bukan dari impor secara keseluruhan," jelasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Budi Setiawan mengatakan, untuk persoalan konten lokal dan iklim investasi di Jatim. Saat ini di Jatim industri pengolahan sangat dominan dengan kekuatan 25,5%.

"Iklim industri di Jatim sendiri memiliki keterkaitan dengan mesin-mesin yang dipamerkan saat ini. Bila mesin ini memiliki efisiensi bisa mendorong perkonomian dari pertumbuhan 6,8% menjadi 7% atau 7,5% pada triwulan kedua," jelasnya.

Dalam pameran yang digelar empat hari itu diikuti sebanyak 383 perusahaan, sedangkan 27 perusahaan berasal dari negara lain. Mayoritas memamerkan mesin berteknologi tinggi baik untuk industri kecil maupun besar.

Misalnya water cut (mesin pemotong baja dengan air), mesin penekuk pipa, mesin pembuat suku cadang otomotif, dan beberapa mesin besar lainnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6037 seconds (0.1#10.140)