Dekarbonisasi Industri adalah Aksi Penyelamatan Ekonomi Bangsa

Kamis, 20 Oktober 2022 - 18:44 WIB
loading...
Dekarbonisasi Industri...
Kadin menilai menegaskan, tanpa dekarbonisasi industri, Indonesia sulit mencapai target NDC.Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menilai dekarbonisasi industri sebagai hal yang sangat mendesak guna menyelamatkan Bumi dan ekonomi bangsa, KADIN Net Zero Hub (NZH) berharap adanya pemahaman tepat dalam upaya mencapai agenda penurunan emisi karbon nasional yang disepakati dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.



Ketua KADIN NZH, M. Yusrizki di sela-sela kegiatan “Cut The Tosh Collaboration Summit” di Jakarta yang berlangsung selama tanggal 18-19 Oktober 2022 menegaskan, tanpa dekarbonisasi industri, Indonesia sulit mencapai target NDC.

Yusrizki memaparkan penggunaan energi fosil di sektor industri Indonesia hingga kini masih sangat tinggi. Hal itu mengacu data dari Handbook of Energy and Economy Statistics of Indonesia (ESDM, 2021).

“Penting untuk diketahui bahwa hampir delapan puluh persen (80%) konsumsi energi sektor industri di Indonesia berasal dari batu bara, gas alam dan minyak bumi, sedangkan sisanya berasal dari listrik,” tegas lulusan ITB yang juga menjabat Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan KADIN Indonesia ini.

Dengan kata lain, sektor industri merupakan kelompok konsumen energi fosil terbesar di Indonesia dan kelompok penyumbang emisi karbon yang cukup besar. Tahun 2019, industri manufaktur dan konstruksi menghasilkan emisi sebesar 137.040 Gg CO2e, meningkat 29,5% dari tahun sebelumnya. Kenaikan emisi ini memang sejalan dengan kenaikan konsumsi bahan bakar industri, yaitu sebesar 30% per tahun (ESDM, 2020).

Sejalan dengan kenyataan itu, industri bertanggung jawab atas lebih dari 70% total emisi Gas Rumah Kaca (GRK) global, dan sektor energi menyalurkan hingga 33,19% emisi GRK. Indonesia sendiri merupakan penyumbang emisi GRK terbesar ke-8 di dunia.

“Tidak ada pilihan selain membenahi penyediaan energi di sektor industri dalam upaya pencapaian target NDC. Sekali lagi, industri bergerak dengan energi yang mayoritas berasal dari bahan bakar fosil, bukan listrik,” kata Yusrizki.

Ditambahkannya, industri menggunakan listrik dan energi non-listrik dalam kegiatan produksinya. Pabrik-pabrik menggunakan energi fosil guna memproduksikan energi secara mandiri yang kemudian digunakan untuk menjalankan sistem pemanas (heating), menggerakan boiler (untuk menghasilkan uap panas atau steam), sistem pembakaran, pendinginan (cooling), dan untuk memproduksikan feedstock atau bahan mentah untuk diolah menjadi produk jadi.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1851 seconds (0.1#10.140)